(Renungan) Tinggal dalam Kasih Allah

Tinggal dalam Kasih Allah 
(Alex R. Hermawan)



“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”  (Yohanes 15:5)



Kalender Liturgi Rabu, 18 Mei 2022
Bacaan pertama : Kis.15:1-6
Mazmur Tanggapan : Mzm. 122:1-2, 3-4a, 4b-5
Bacaan Injil : Yoh. 15:1-8
 

Di masa lampau, seusai mengikuti retret atau rekoleksi, saya bersemangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan melakukan hal-hal yang berguna untuk orang lain. Awalnya berjalan baik dan lancar. Namun setelah beberapa bulan, saya kembali kepada kebiasaan lama, sehingga kondisinya kembali seperti semula. Belakangan saya menyadari bahwa hal ini disebabkan saya tidak melibatkan Tuhan. Saya terlalu mengandalkan kekuatan sendiri dan tidak mengandalkan  Allah. Sehingga saat kondisi pribadi dan keadaan di sekitar saya tidak mendukung, saya menjadi mudah terbawa emosi, menjadi tidak sabar, perhitungan, egois, berkata yang sia-sia dan sebagainya.
 
Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus menjelaskan firman-Nya secara menakjubkan. Dia menggunakan perumpamaan agar para murid dan pengikut-Nya dapat memahami dengan baik. Tuhan Yesus menyamakan diri-Nya dengan pokok anggur. Pokok yang bertumbuh pastilah mengeluarkan ranting dari cabang-cabangnya. Ranting adalah para pengikut Yesus. Ranting selalu diperhatikan oleh Sang Empunya, yaitu Allah Bapa, yang digambarkan seperti tukang kebun. Ranting yang baik akan menghasilkan buah yang baik. Sebaliknya, ranting yang  tidak berbuah, akan dipotong dan dibakar. Agar mampu menjadi ranting yang baik, ranting harus menempel/melekat pada pokok anggur yaitu tinggal di dalam kasih Allah dalam keseharian hidup dan menghidupi firman Allah. Untuk dapat menempel pada pokok anggur, dibutuhkan penyerahan diri seutuhnya kepada Allah, yaitu melalui pertobatan dan pengampunan yang didasari kerendahan hati. Saat menempel, ranting akan diberikan nutrisi oleh pokok dan diperlengkapi sedemikian rupa  hingga mampu berbuah lebat. Kita sebagai ranting akan diberikan “nutrisi” berupa penyertaan dan karunia-karunia Roh Kudus sebagai pangkal keselamatan, sehingga kita menghasilkan buah dan menghadirkan karakter Kristus.
 
Buah selalu bermanfaat bagi manusia. Panggilan seorang Kristen sebagai ranting yang menghasilkan buah adalah bermanfaat bagi orang lain. Rasul Paulus mengatakan bahwa ketika kita hidup dan tinggal dalam kasih Allah, kita dipimpin oleh Roh Allah. Kita akan menghasilkan buah Roh, yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan dan penguasaan diri. Kesimpulannya, mengandalkan kekuatan sendiri hanya akan membuat kita memanfaatkan situasi, kondisi bahkan orang lain demi kepentingan diri sendiri.

Apakah kehadiran kita telah menghasilkan manfaat yang baik bagi orang-orang di sekitar kita? 
 

Doa :

Ya Allah yang kekal dan kuasa, utuslah Roh Kudus-Mu untuk memampukan kami memiliki kerendahan hati, menjadi ranting-Mu yang selalu melekat pada Engkau, Sang Pokok Anggur, agar kami dapat menghasilkan buah yang lebat dan berguna bagi orang-orang di sekitar kami, sehingga kami layak disebut murid Yesus, putera-Mu, Tuhan kami. Dimuliakanlah Engkau kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pesan Injil: Akulah Pokok Anggur_7 I Am_Seri 7

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang