(Renungan) Pandanglah Sesamamu sebagai Anak Kecil

Pandanglah Sesamamu sebagai Anak Kecil
(Widyawati)



"Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira" (Lukas 15 : 5)



Kalender Liturgi Jumat, 24 Juni 2022
Bacaan Pertama : Yeh. 34:11–16
Mazmur Tanggapan : Mzm. 23:1-6
Bacaan Kedua : Rom. 5:5b-11
Bacaan Injil : Luk. 15:3-7


Belasan tahun yang lalu, saya mengajak keponakan saya yang berumur 3 tahun ke mall. Saat saya lengah melihat-lihat pakaian, keponakan saya ini menghilang. Saya sangat panik dan mencari keluar masuk toko di mall itu, bahkan sampai naik turun eskalator sambil berkeringat dingin. Akhirnya keponakan saya terlihat di pojokan toko sepatu. Segera saya menuju ke sana dan memeluknya dengan gembira, penuh syukur dia tidak hilang dan tidak celaka. Tidak satu katapun saya marahi karena saya menganggap dia masih kecil, tidak sengaja melakukan itu dan dia tidak tahu kesalahannya.
 
Peristiwa itu membuat saya memahami bacaan hari ini bahwa Allah Bapa bertindak dengan penuh kasih sayang kepada kita seolah–olah kita anakNya yang masih kecil. Segala kesalahan yang kita perbuat, Allah Bapa tak pernah menghakimi dan selalu bersukacita kapanpun kita kembali ke pangkuanNya. Persis seperti ketika saya menemukan keponakan saya usia 3 tahun yang hilang di mall.

Berbeda dengan sikap saya kepada sesama yang berbuat sesuatu yang kurang berkenan dalam pandangan saya. Saya kecewa, jengkel, marah bahkan mendendam.  Benak saya berkecamuk dengan pikiran xyz yang intinya menuntut sesama saya itu paham bahwa dia bersalah, membuat saya marah, dia harus minta maaf dan berjanji tidak mengulanginya lagi. 
Allah Bapa memperlakukan saya sebagai anak kecil yang sangat Dia kasihi sedangkan saya menuntut sesama harus mengerti dan tidak mengecewakan saya. 

Banyak cerita persahabatan, persaudaraan bahkan hubungan orang tua anak yang rusak karena hal–hal sepele, karena menuntut minta dipahami tanpa mau berusaha saling memahami. Tetap bersikukuh dengan sudut pandangnya sendiri dan membutakan diri terhadap sudut pandang orang lain.

Betapa indahnya jika kita memiliki hati seperti anak kecil yang selesai bertengkar bisa segera berbaikan. Betapa ringannya hati jika bisa memandang orang yang menyakiti kita seperti anak kecil berusia 3 tahun yang tidak tahu apa yang diperbuatnya. Betapa gembiranya Allah Bapa jika kita bisa meniru kasihNya, menggenggam tangan sesama kita dengan kasih tak bersyarat.


Doa :

Ya Bapa, berikan kami hati seperti hati anak kecil yang tidak menghakimi dan penuh kegembiraan menyambut setiap relasi terputus yang terjalin kembali. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang