(Renungan) Pulihkan Kami

Pulihkan Kami
(Sylvia Djatisutikno)



“Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.”
(Mzm 80:4)



Kalender Liturgi Kamis, 07 Juli 2022
Bacaan Pertama : Hos. 11 : 1b.3-4.8c-9
Mazmur Tanggapan : Mzm. 80 : 2ac.3b.15-16 R:4b
Bacaan Injil : Mat. 10 : 7-15


Pernahkah kita mengalami saat jauh dari Tuhan? Melakukan hal tercela di depan mata-Nya, tidak taat akan kehendak Tuhan. Berbuat hanya untuk memuaskan ego. Kemudian tinggallah penyesalan dan air mata. Ketika seorang berani untuk melakukan dosa dengan sengaja bahkan berulang, berarti  ia berani hidup dalam ‘kematian’. Semuanya terasa kering dan hampa. Jalan satu-satunya untuk memperoleh kembali kehidupan kita adalah datang kepada Tuhan. 

Kejadian ini juga dialami oleh bangsa Israel, ketika mereka tidak taat kepada Allah, sering memberontak hingga mengalami kehancuran. Sikap mereka membuat Allah murka. Akhirnya  mereka merintih pilu, dan bergelimang akan air mata kesedihan atas apa yang mereka alami. 

Bagaimana pun akhirnya mereka menyadari mereka tidak bisa hidup tanpa Allah. Mereka menjerit kepada Allah, seperti dikatakan oleh pemazmur “Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat." 

Manusia sering lupa bahwa ia hadir di bumi karena Tuhan yang menciptakan. Bisa hidup dari kumpulan debu setelah diberi nafas oleh Tuhan. Tetapi manusia malah merasa diri hebat serta bisa hidup tanpa Tuhan. Sehingga perkataan Firman Tuhan sering diabaikan. 

Jika kita ingin selamat dan ingin agar Tuhan menunjukkan wajah-Nya kepada kita, maka yang  Tuhan minta hanyalah, kita taat dan setia, Taat mengikuti kehendak Allah, bukan pada kehendak diri sendiri yang ujungnya adalah kegelisahan.  

Selama kita masih ada di dunia ini, kita masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri. Marilah kita berbalik kepada Tuhan, dan menyadari kita tidak mempunyai kekuatan dan kemampuan apa-apa. Hanya karena Tuhanlah kita bisa melakukan banyak hal. Marilah kita hidup dengan setia, taat melakukan kehendak Allah. Meskipun tidak mudah, tetapi bersama Allah kita selalu ada kehidupan.


Doa: 

Bapa, jika tanpa aku sadari, aku berjalan serong tidak di jalan-Mu, menjauh dari-Mu, sadarkanlah aku. Berilah aku roh kepekaan sehingga aku bisa memperbaiki diri. Kiranya aku selalu menyertakan Engkau di setiap keadaanku.  Hidup taat, sehingga aku terus hidup memuliakan Engkau. Amin.

0 Kata-Kata Pendosa Penuh Makna dan Menyentuh Hati |

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia