(Renungan) Rendah Hati Seperti Kristus

Rendah Hati Seperti Kristus
(Made Shinta)



"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Apa yang dituntut TUHAN dari padamu? Tak lain dan tak bukan ialah berlaku adil, mencintai kesetiaan, 
dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu." 
(Mikha 6:8)



Kalender Liturgi Senin, 18 Juli 2022
Bacaan Pertama : Mi. 6 : 1-4.6-8
Mazmur Tanggapan : Mzm. 50 : 5-6.8-9.16bc-17.21.23
Bacaan Injil : Mat. 12  :38-42


Selain berlaku adil dan mencintai kesetiaan, Allah menghendaki kita untuk hidup dengan rendah hati di hadapan-Nya.  Dalam hal kerendahan hati ini, Ia sendiri memberikan teladan yang sempurna dalam diri Putra-Nya. Tuhan kita Yesus Kristus datang ke dunia dalam rupa bayi manusia biasa dan lahir di kandang.  Tuhan Yesus menghabiskan tiga puluh tahun hidup sebagai tukang kayu yang tidak berusaha menonjolkan diri. Ia diadili walaupun tidak bersalah, dianiaya, dan dipermalukan di depan umum, puncaknya Ia wafat dengan disalib yang merupakan hukuman mati paling memalukan pada zaman itu.  Semua diterima-Nya dengan suka rela dan penuh kerendahan hati, taat pada kehendak Bapa yang  ingin menyelamatkan seluruh umat manusia. 

Menjadi orang yang rendah hati bukanlah memandang rendah diri sendiri, tetapi tidak menempatkan diri lebih tinggi dari orang lain. Dalam kerendahan hati, semua manusia adalah sejajar di mata Allah. Ego dan menjunjung  harga diri secara berlebihan sering menjadi hambatan utama untuk menjadi orang yang rendah hati. 

Ketika ada orang yang marah-marah kepada saya atau berbicara dengan keras terlebih di hadapan orang banyak, emosi saya  campur aduk di hati. Penuh dengan rasa marah, kesal, sakit hati, dan malu. Ada saat tertentu saya membalas dengan sama-sama keras hanya untuk membela diri dan ‘menyelamatkan muka’. Namun hubungan menjadi tidak kondusif, sedangkan masalah yang dihadapi tidak tercapai solusinya. 

Setelah saya semakin dekat dengan Allah, secara perlahan tapi pasti saya diubah oleh-Nya. Roh Kudus membantu saya dalam mengesampingkan ego dan harga diri, mengendalikan emosi, lebih sabar, dan lebih banyak mendengar daripada berbicara.  

Kita adalah anak-anak  Allah yang diciptakan serupa dengan-Nya, dan telah dikaruniai Roh Kudus pada saat pembaptisan, maka kita pun dimampukan untuk menjadi pribadi yang rendah hati. Kita hanya perlu  mohon bantuan Roh Kudus dan memandang ke Salib untuk selalu mengingat keteladanan yang diberikan oleh Tuhan kita Yesus Kristus. 


Doa :

Tuhan Yesus yang baik, terima kasih sudah mengajarkan kami akan arti kerendahan hati. Sungguh aku mau mengikuti teladan-Mu, mohon bantu aku. Berikan aku hati yang peka dan setia untuk selalu mendengarkan bimbingan Roh Kudus. Amin.

uhan, Ajarku Untuk Rendah Hati – katolisitas.org

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang