(Renungan) Semangat Kasih dalam Persekutuan Bersama Allah

Semangat Kasih dalam Persekutuan Bersama Allah
(Robertus Rudi Hariyanto)



Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." 
(Lukas 10: 41 – 42)



Kalender Liturgi Minggu, 17 Juli 2022
Bacaan Pertama : Kej. 18 : 1 - 10a
Mazmur Tanggapan : Mzm. 15 : 2-3ab, 3cd-4ab, 5
Bacaan Kedua : Kol. 1: 24 - 28 
Bacaan Injil : Luk. 10: 38 – 42 
 
Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Lukas 10: 41 – 42)

Marta dan Maria bersama-sama menyambut dan melayani Yesus. Ada perbedaan dari keduanya dalam melayani Yesus. Marta sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut Yesus. Maria duduk di sisi kaki Yesus.

Maria menyadari kunjungan Yesus ini istimewa karena datang bersama murid-murid-Nya. Maria yakin dan percaya bahwa Yesus datang hendak mengajarkan tentang Kerajaan Allah. Oleh sebab itu Maria bersikap memilih duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan pengajaran-Nya. Sikap Maria mencerminkan kerinduannya akan pengajaran Yesus dan merasa jauh lebih penting daripada membantu saudarinya mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut Yesus. Maria berpikir mungkin pekerjaan itu dapat dilakukan setelah pengajaran Yesus selesai.

Pelayanan Marta berbeda, sibuk sendiri mempersiapkan segala sesuatu tetapi tidak bersama dengan Yesus. Melihat Maria yang duduk dekat dikaki Yesus, membuat Marta kesal, kemudian menyampaikan kepada Yesus dan berharap Yesus menegur Maria agar pergi membantunya.

Respon Yesus sangat bijak dan tepat: “Engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara” dan “tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

Karena terjadi pandemic Covid 19 yang sangat luar biasa membuat saya memutuskan berhenti bekerja mengingat usia dan memiliki penyakit komorbid yang rentan tertular. Sewaktu masih bekerja, setiap pagi saya rutin membaca renungan harian dan mendengarkan lagu rohani. Namun setelah berhenti bekerja, kegiatan tersebut perlahan-lahan berkurang bahkan setahun terakhir ini semakin jarang membaca renungan harian maupun mendengarkan lagu rohani. Bacaan Injil hari ini, menyadarkan bahwa diri saya sama seperti Marta, khawatir dengan segala perkara yang menyusahkan diri sendiri sehingga saya telah meninggalkan bagian yang terbaik dari diri saya.

Sebenarnya kita memiliki pribadi seperti Marta dan Maria. Tanpa sadar kita lebih cenderung seperti Marta, melupakan bagian yang terbaik dalam pelayanan yang aktif baik pribadi maupun kepada Tuhan; yaitu menempatkan Tuhan di atas segalanya sebagai sumber kehidupan dan pelayanan kepada sesama yang  diterjemahkan dalam kasih, peduli, belarasa, doa dan bersekutu bersama Tuhan. 


Doa : 

Allah yang kekal dan kuasa, kami mohon utuslah roh kebijaksanaan agar kami senantiasa rindu mendengarkan sabda-Mu. Semoga kami dapat lebih bijak memilih yang terbaik dari segala yang baik  dan menjadikannya sebagai dasar dan sumber kehidupan kami setiap hari. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang