(Renungan) Berlaku seperti Gadis Bijaksana

Berlaku seperti Gadis Bijaksana  
(Fidensius Gunawan)



Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan 
untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
(Mat. 25 : 9)



Kalender Liturgi Jumat, 26 Agustus 2022
Bacaan Pertama : 1 Kor. 1 : 17-25
Mazmur Tanggapan : Mzm. 33 : 1-2.4-5.10ab.11
Bacaan Injil : Mat. 25 : 1-13


Kenapa gadis-gadis yang bijaksana tidak mau berbagi minyak kepada gadis-gadis yang bodoh? Bukankah bila minyak sedikit dibagikan, mereka bersama-sama dapat masuk ke dalam ruang pesta dan semua selamat? Pertanyaan ini terlontar dari seorang umat dalam suatu pembahasan Kitab Suci dalam pertemuan lingkungan. 

Pertanyaan yang tidak mudah bagi saya untuk menjawab. Terlebih karena kita diajarkan untuk saling berbagi. Apalagi bila dapat menyelamatkan sesama. 

Dalam hati saya berdoa, mohon pencerahan Roh Kudus agar diberi jawaban yang sesuai kehendak-Nya. Tiba-tiba keluar dari salah satu kamar, Putri, seorang siswi SMP, anak tunggal tuan rumah. Kami, umat lingkungan cukup mengenal anak ini, dia sopan, ramah, dan pintar. Selalu ranking satu di sekolah. Orang tuanya sering berkisah bahwa Putri ini sebenarnya tidak ber IQ tinggi, tapi ia tekun belajar dan gigih mengejar pengetahuan. Tak heran ia dapat terus berprestasi.

Seketika saya mendapat inspirasi. Gadis-gadis bijaksana bukan tidak mau berbagi, tapi tidak dapat berbagi. Seperti Putri tak dapat berbagi ketekunannya dalam belajar, bila temannya tiba-tiba meminta.

Pelita adalah lambang terang. Sedangkan terang sering diartikan sebagai perbuatan baik yang dapat dilihat oleh orang lain. Julukan bijaksana, pasti bukan julukan sesaat. Gadis-gadis ini walau masih muda, tapi dikenali dari perbuatan-perbuatan baik yang selalu mereka lakukan dalam keseharian mereka. Sehingga mereka telah menjadi terang, jadilah mereka memperoleh julukan bijaksana.

Bila pelita adalah terang - perbuatan-perbuatan baik, maka minyak adalah semangat, tekad, daya juang, nilai-nilai positif yang ada dalam diri seseorang. Sehingga memang tidak dapat seketika dibagikan. Butuh waktu untuk berbagi dan menularkan nilai-nilai positif. Seperti gadis-gadis bodoh pergi membeli minyak, namun ternyata tidak cukup waktu. Pintu ruang pesta sudah ditutup. Sang pengantin bahkan menyatakan bahwa ia tidak mengenal mereka. Tragis.

Saat ini kita sedang menanti kedatangan sang pengantin yaitu Yesus Kristus. Pertanyaannya, akankah kita memilih berlaku seperti gadis-gadis bijaksana, yang senantiasa mempersiapkan diri? Semoga Yesus mengenali kita saat Ia datang kelak.


Doa :

Ya Yesus, damping kami untuk selalu dapat mempersiapkan diri seperti gadis-gadis bijaksana sehingga saat Engkau kelak datang, Engkau mengenali kami. Amin.

https://gbibumianggrek.com/wp-content/uploads/2020/10/wise-virgins-and-foolish-virgins-5.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang