(Renungan) Buta dan Bodoh

Buta dan Bodoh
(Yohanna Fransiska Tjen Nonie)



"Hai kamu orang  orang bodoh dan orang orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? " 
(Mat. 23 : 17)



Kalender Liturgi Senin, 22 Agustus 2022 
PW. St. Perawan Maria, Ratu
Bacaan Pertama : 2 Tes. 1 : 1-5, 11b-12
Mazmur Tanggpan : Mzm. 96 : 1-2a, 2b-3, 4-5
Bacaan Injil : Mat. 23 : 13-22


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengatakan 4 kali, kata-kata celaka-Nya yang ditujukan kepada para pemimpin agama waktu itu. Bahkan sabda celaka masih berlanjut pada perikop berikutnya. Dikatakan mereka buta dan bodoh sebab berpikir salah mengenai perihal kekudusan, mana yang lebih penting dan mana yang lebih menguduskan. Bercermin pada pribadi dan ajaran Yesus, kita tahu banyak orang Farisi dan ahli Taurat memegang prinsip rohani secara terbalik serta menjalani  keagamaan dengan dangkal.

Sesungguhnya Allah menghendaki hidup keagamaan itu terjalin dalam hati dan diri kita secara erat dan hangat bersama-Nya.

Apakah saya sudah menjalaninya?

Saya sudah sekian lama mengajar calon baptis dan aktif di gereja. Ketika membaca firman hari ini, sewaktu Tuhan memarahi orang Farisi dan ahli Taurat dengan kata-kata keras “Celakalah kamu, hai orang orang bodoh dan orang orang buta”, saya berpikir apakah saya termasuk orang-orang itu? Seorang munafik dan suka pamer keakraban dengan Tuhan, seakan saya sangat akrab dengan-Nya, karena aktifitas Gereja saya?

Dalam aktifitas kita di gereja, kita tidak luput dari kekurangan. Apalagi bila sudah merasa hebat dan "dekat" pada-Nya, lalu menjadi sombong. Bisa jadi kita termasuk orang yang Tuhan marahi tadi. 

Atau mungkin kita menjadi pemimpin yang buta, hanya melihat satu sisi, yaitu membela kepentingan diri sendiri. Cara kepemimpinan rohani orang Farisi dan ahli Taurat sangat buruk, bukan saja mereka sendiri tidak masuk bagian Surga, tetapi menjadi penghalang dan batu sandungan bagi orang lain untuk masuk ke Kerajaan Surga.

Seorang pemimpin rohani yang sejati, tidak memusatkan perhatian dan tenaganya pada hal-hal lahiriah, tetapi lebih ke hati. Relasi yang erat dan membangun hubungan yang baik dengan Allah, membawa semua kegiatan keagamaan dengan kejujuran dan kesadaran penuh. 


Doa:

Ya Allah, tuntunlah hamba-Mu yang buta ini, berilah cahaya ke dalam hati dan jiwaku, agar bisa dengan jelas melihat semua rencana dan kehendak-Mu atas hamba-Mu ini. Amin.

RENUNGAN ROHANI KATOLIK: ORANG FARISI DAN AHLI TAURAT (1)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJvoTF-pxSQwK9gGbGhdZHf3TtCdmaQOslqfbgN0mEwgCVj5fFCIwK4aoLFj3ZJPdWLMO_Z29GDlWeH_UeAhNCAPDujOjla6I0heD6_PuSLi5wbK0OGKaIgvrO-W7C0mx4nygne6fREhM/s1600/orang+farisi+dan+ahli+taurat.jpg



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang