(Renungan) Harta Dunia vs Harta Abadi

Harta Dunia vs Harta Abadi
(Nina Agustina)



Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.”
(Mat. 19 : 21)



Kalender Liturgi Senin, 15 Agustus 2022
Bacaan Pertama : Yeh. 24:15-24  
Mazmur Tanggapan : Ul. 32:18-21  
Bacaan Injil : Mat. 19:16-22


Suatu hal yang wajar jika orang menjaga harta miliknya sedemikian rupa  dan cenderung mempertahankannya. Tak jarang orang berpikiran bahwa harta yang banyak, dapat menjamin hidupnya. Sehingga tidaklah heran jika harta menjadi harapan dan andalan yang utama.  
Kita lupa bahwa sebagai orang percaya, hanya Tuhanlah harapan dan andalan kita, Kita menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya. Memang Tuhan mengaruniakan hak kepemilikan kepada kita, namun Tuhan tidak ingin kita menggantungkan harapan kita pada kepemilikan tersebut. Tuhan ingin agar kita menggunakan segala harta yang kita miliki hanya untuk memuliakan nama-Nya dan memperluas kerajaan-Nya.

Bacaan Injil  hari ini, menggambarkan seorang muda kaya datang pada Yesus dengan antusias untuk memperoleh hidup kekal. Sepertinya orang muda tersebut tidak yakin akan keselamatan jiwanya walaupun dia sudah menururuti segala perintah Allah. Namun sayangnya dia belum mengalami perjumpaan yang sesungguhnya dengan kasih karunia Allah. Perintah untuk menjual semua hartanya dan memberikan pada orang-orang miskin  untuk dapat mengikuti Yesus, membuat orang muda tersebut sedih karena hartanya banyak. Hati orang muda itu masih terikat pada harta dunia dan tidak sungguh-sungguh mencari hidup kekal. Dia begitu mencintai hartanya dari pada hidup kekal.

Hal penting yang dapat kita refleksikan bersama adalah bahwa hidup kekal tidak dapat diperoleh hanya dengan melakukan berbagai perbuatan baik, seperti yang dilakukan orang muda itu. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita mengalami perjumpaan yang sesungguhnya  dengan Allah. Juga bagaimana dengan hati yang sungguh mencari Kerajaan Allah, serta berani melepaskan diri dari segala milik kita karena Tuhanlah Sang Pemilik Agung atas segala hidup kita. 


Doa:

Tuhan Yesus, hamba bersyukur dan berterima kasih atas segala hal, baik itu harta, talenta, pekerjaan, yang Engkau percayakan kepadaku. Kiranya hamba tidak mengikatkan diri dengan semuanya itu. Tolong hamba-Mu untuk memuliakan nama-Mu melalui segala hal yang Engkau berikan kepadaku. Amin.
atius 19:16-22 Renungan "Yesus dan pria muda yang kaya raya"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang