(Renungan) Melepaskan Kelekatan

Melepaskan Kelekatan
(M. Maria Novita)



Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."
(Mat. 19 : 26)



Kalender Liturgi Selasa, 16 Agustus 2022
Bacaan Pertama : Yeh. 28:1-10
Mazmur Tanggapan : Ul. 32:26-27ab,27cd-28,30,35cd-36d
Bacaan Injil : Mat. 19:23-30.


Empat tahun silam saya menemani koko mengikuti misa kudus di Penang. Meskipun masih menahan kesakitan setelah tindakan operasi, almarhum koko mengungkapkan betapa sukacitanya dia mengikuti Perayaan Ekaristi itu. 

Sambil tertawa sendiri dia beretorika; "Kamu kira aku gak paham pesan Injil hari ini? Aku juga tahu apa itu lubang jarum. Itu kan pintu alternatif. Pada malam hari demi keamanan, semua gerbang kota Yerusalem ditutup. Para pedagang dengan unta-unta yang memanggul barang dagangan hanya bisa memasuki kota melalui pintu ini. Saking kecil dan sempitnya, semua bawaan unta harus diturunkan, bahkan harus sedikit menunduk agar bisa melewatinya."

Senyumku terasa penuh kehati-hatian menanggapinya. Sepertinya koko sedang masygul dengan pilihan prioritas hidupnya selama ini. 

Harta benda adalah anugerah sekaligus berkat. Sebagai anugerah, karena kemurahan hati Allah kita memilikinya. Sebagai berkat,  hendaknya dibagikan kepada sesama yang membutuhkannya.   

Makna kaya pada perikop ini tidaklah sebatas pengertian harta benda saja. Selain kekayaan material, ada juga kekayaan spiritual. Semakin banyak berkat yang dititipkan, sesungguhnya semakin berat ujian kesadaran untuk bisa melepaskan diri dari keterikatan akan kekayaan tersebut

Ketika Yesus menuntut orang muda kaya itu untuk memberikan semua hartanya kepada orang miskin (Mat. 19:21), pemuda itu tidak bersedia. Yesus sesungguhnya sedang menguji titik terlemahnya yaitu kelekatannya pada harta bendanya. 

Memang tidak mudah melewati  ujian ini, namun bagi Allah segala sesuatu mungkin. Kita harus rajin memperbaiki hidup agar berani meninggalkan keduniawian dan mendekatkan diri pada pemilik dunia ini.  

Seringkali ketakutan menghadapi kesulitan finansial, terombang-ambing antara kekuatiran dan pengharapan, tenggelam dalam konsumerisme, hedonisme,  keserakahan, juga menjadi "kekayaan" yang perlu dilepaskan.

Sifat-sifat buruk yang harus dimatikan pada setiap orang memang berbeda. Ada 2 hal menurut Thomas A Kempis yang dapat membantu kita mencapai kemajuan dalam mengusahakan perbaikan hidup. Pertama dengan sekuat tenaga berpaling dari yang tidak baik, atau dengan terus menerus mengejar yang baik, yang benar-benar kita butuhkan. 

Maukah kita melepaskan diri dari kelekatan kita?


Doa:

Allah Bapa yang murah hati, syukur dan terima kasih atas setiap anugerah yang boleh kunikmati selama ini. Jauhkan aku dari ketidakpekaan untuk berani berbagi. Berikan pula aku rahmat untuk selalu bersukacita jikalau berbagi, baik harta duniawi maupun surgawi. Amin.

https://d347bo4ltvvnaz.cloudfront.net/images/ScriptureArt_-_Matthew19_26_157x157.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang