(Renungan) Mewujudnyatakan Kasih kepada Allah

Mewujudnyatakan Kasih kepada Allah.
(Paulus Aswin Sani)



Jawab Yesus. Kepadanya, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu"
(Mat. 22 : 37)



Kalender Liturgi Jumat, 19 Agustus 2022
Bacaan Pertama : Yeh. 37 : 1-14
Mazmur Tanggapan : Mzm. 107 : 2-3, 4-5, 6-7, 8-9
Bacaan Injil : Mat 22 : 34-40


Merenungkan Injil hari ini membuat pikiran saya melayang-layang dan berpikir, "bagaimana mewujudnyatakan mengasihi Allah?"

Sebelum membuat renungan ini saya menonton sebuah video tentang seorang anak perempuan kecil miskin yang berjualan jagung rebus. Jika jagung terjual semua, dia mendapat 25 dollar. Seluruh hasil penjualan akan  digunakan untuk membiayai pengobatan ibunya yang sedang sakit. Namun hingga siang hari ia baru mendapatkan 10 dollar.

Tiba-tiba muncul seorang bapak yang mencobai anak kecil ini. Bapak ini bercerita tentang kesulitannya. Singkat cerita dia butuh pinjaman 2 dollar dan memintanya pada si anak kecil ini.

Si anak merasa iba mendengarkan cerita si bapak dan akhirnya  memberikan semua uang yang ada di sakunya. Si bapak hanya perlu 2 dollar tapi karena si anak tidak mempunyai receh, tanpa basa-basi lagi ia memberikan 10  dollar yang ada di kantongnya dengan ikhlas, tanpa meminta balas budi dari si bapak.

Melihat kebaikan dan hati mulia anak ini, si bapak berbalik iba dan memberikan 300 dollar, jauh lebih besar dari seluruh penjualan jagung sebesar 25 dollar.

Dalam injil hari ini, Tuhan Yesus menjawab seorang ahli Taurat yang ingin mencobai Dia dengan pertanyaan: “Guru perintah manakah yang terutama dalam hukum Taurat ?” Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”
 
Dari cerita si Anak kecil tadi, jawaban Yesus ini mungkin bisa saya ungkapkan sebagai  “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dalam apa saja yang anda rasakan, pikirkan dan lakukan.” Dia merasakan penderitaan si bapak dan berpikir membantu dan langsung melakukan, untuk meminjamkan uangnya tanpa memikirkan kondisi dirinya sendiri.

Terinspirasi dari cerita di atas, mewujudnyatakan kasih kepada Allah adalah suatu perbuatan yang utuh. Tidak terbagi-bagi, hanya merasakan saja, kasihan saja atau hanya berpikir mau berbuat sesuatu saja. Akan  tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh dari rasa, pikiran dan perbuatan. 
 

Doa:

Allah Bapa yang Maharahim, aku semakin jelas bagaimana mengungkapkan kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Biarkanlah Roh Kudus-Mu selalu menerangiku dalam segala rasa, pikiran dan perbuatanku. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang