(Renungan) Perutusan

Perutusan
(Ari Susanto)



Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” 
(Luk. 4 : 43)



Kalender Liturgi Rabu, 31 Agustus 2022
Bacaan Pertama : 1 Kor 3 : 1-9
Mazmur Tanggapan: Mzm. 33 : 12-13,14-15, 20-21
Bacaan Injil : Luk. 4 : 38-44


Dalam bacaan Injil hari ini ada dua peristiwa yang disampaikan penginjil Lukas. Pertama, Yesus menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Kedua, Yesus mewartakan kabar baik tentang Kerajaan Allah. Peristiwa ini terjadi di daerah Galilea, sepulang Yesus dari rumah ibadat. Namun dengan menyebutkan Yudea, Lukas hendak membingkai peristiwa ini terjadi di seluruh Palestina. Demikian Yesus secara tersirat mengenalkan jatidiri-Nya sebagai Mesias yang misi utamanya mewartakan kabar sukacita dan Kerajaan Allah.

Ketika Yesus menyembuhkan ibu mertua Simon Petrus yang sedang sakit deman, dengan menghardik "demam" seakan ada entitas keluar dari tubuh si sakit sehingga sembuh. Kemudian saat hari Sabat berlalu, orang banyak dengan berbagai penyakit datang kepada Yesus minta disembuhkan dan menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. 
 
Misi utama Yesus mewartakan kabar sukacita tentang Kerajaan Allah dengan ciri-ciri yang telah tampak yakni kesembuhan orang dari berbagai penyakit dan diusirnya roh-roh jahat yang merasuki mereka. Dari kesaksian roh-roh jahat yang terusir, mereka mengenal Yesus sebagai yang Kudus dari Allah. Yesus segera menyuruh mereka diam, sebab pemahaman tentang Mesias yang dinantikan oleh orang Yahudi berbeda. Mereka menantikan seorang Mesias yang akan membebaskan bangsanya dari penjajahan. Sedangkan Yesus datang sebagai Mesias yang membebaskan manusia dari kuasa dunia dan dosa.

Injil hari ini mengingatkan akan panggilan saya sebagai awam, kepala rumah tangga sekaligus pengikut Kristus. Saya telah menerima rahmat pempabtisan maka saya turut serta mengemban tiga tugas misi perutusan yakni sebagai nabi, imam dan raja. Sebagai nabi yang mewartakan dan mengajarkan kasih Allah kepada keluarga dan sesama. Imam yang menguduskan hidup keluarga dan sesama maupun komunitas dengan doa-doa yang saya panjatkan. Raja yang senantiasa siap sedia menjalankan tugas pelayanan baik dalam keluarga dan sesama maupun komunitas di gereja. Dengan demikian saya senantiasa berharap bahwa kehadiran saya di tengah keluarga dan sesama, dapat memberi makna, dan mengenalkan bahwa Allah adalah kasih.
 
Doa :

Ya Allah sumber kasih sejati, mampukan saya untuk senantiasa turut serta mewartakan dan mengajarkan Kerajaan-Mu kepada sesama di manapun saya berada. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang