(Renungan) Berusaha untuk Menjadi Tanah yang Baik

Berusaha untuk Menjadi Tanah yang Baik
(Celestinus Hudianto) 



Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat. "Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar! 
(Luk. 8 : 8) 



Kalender Liturgi Sabtu, 17 September 2022
Bacaan Pertama : 1 Kor. 15 : 35-37, 42-49
Mazmur Tanggapan : Mzm. 56 : 10, 11 -14 
Bacaan Injil : Luk. 8 : 4 -15


Seruan Yesus kepada orang banyak pada ayat 8b merupakan sabda peneguhan, ketika memberi pengajaran dengan perumpamaan tentang seorang penabur. Perumpamaan ini menjelaskan tentang Kerajaan Allah. Kisah seorang penabur  adalah Allah dalam diri Yesus menaburkan benih yaitu sabda Tuhan sebagai karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah. 

Firman Allah diwartakan pada berbagai jenis tanah sebagai kiasan untuk menggambarkan sikap dan kesiapan hati setiap orang untuk menanggapi-Nya. Orang yang telah mendengar, menghayati dan melakukan firman Allah, akan berbuah berlipat ganda yang digambarkan sebagai benih yang jatuh di tanah yang baik. 

Oleh sebab itu, Yesus bersabda: "Siapa yang mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar" (Luk. 8:8b) artinya setiap orang seharusnya mendengarkan dan menghidupi firman Allah sebagai sebuah rahasia Kerajaan Allah yang dinyatakan Bapa-Ku yang di sorga. 

Perumpamaan tersebut mengingatkan saya akan perjalanan hidup kerohanian dalam keluarga. Saya lahir dari keluarga Katolik yang dibaptis bayi, dan orang tua hidup di lingkungan Keraton Solo  sebagai "abdi dalem". Kehidupan rohani keluarga “diperbudak oleh ritual-adat istiadat,” sehingga pergi ke gereja sebagai kewajiban, bukan kebutuhan. Seusai sekolah kemudian bekerja dan hidup  merantau yang didominasi kedagingan dengan sikap mengandalkan diri sendiri. Di masa ini saya merasakan tidak berbuah.

Seiring berjalannya waktu, saya berkeluarga dikaruniai dua anak. Banyak permasalahan dalam kehidupan berkeluarga, yang hanya dapat diatasi dengan mengandalkan Tuhan melalui berdoa. Sekarang saya purna bakti dan anak2 pun sudah berkeluarga. Hal ini menyadarkan saya untuk bersyukur dan saya wujudkan dengan menjadi pelayan Tuhan di lingkungan dan wilayah, serta pewarta injil sebagai katekese - sosial. 

Saya terus “berusaha menjadi tanah yang baik” agar semakin banyak berbuah seturut kehendak Firman-Nya: "Akulah pokok anggur dan kamulah rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak. (Yoh. 15:5a). 


Doa : 

Ya Bapa Yang Maharahim, benih panggilan hidup  Kautanamkan, Kaupelihara dan Kautumbuhkan melalui keluarga kami. Semoga kami mampu bersyukur atas karunia yang sudah kami terima dari-Mu dan terus berpusat pada Yesus agar mampu berbuah berlipat bagi sesama. Amin.

Image result for luk 8: 4-15


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang