(Renungan) Ikut Yesus, Sebuah Komitmen

Ikut Yesus, Sebuah Komitmen 
(Carla Claresta)



Tetapi Yesus berkata, “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah”
(Luk. 9 : 62)


 
Kalender Liturgi Rabu, 28 September 2022
Bacaan  Pertama : Ayb. 9 : 1-12, 14-16
Mazmur Tanggapan :  Mzm. 88 : 10bc-11, 12-13, 14-15
Bacaan Injil :  Luk. 9 : 57-62


Saat merencanakan pernikahan, seperti kebanyakan orang, saya sempat mengemukakan untuk mencari tanggal dan hari baik kepada calon suami. Namun dia mengatakan bahwa semua hari baik, dan kami menikah sesuai tanggal yang tersedia pada gedung resepsi.

Begitu pun saat membeli rumah, terbersit ide mencari arah yang cocok dengan keberuntungan kami. Kembali calon suami mengatakan bahwa semua arah bagus. Meski di awal pernikahan kami mengalami kesulitan keuangan, kami bertekad untuk berjalan terus bersama Yesus, tanpa menoleh ke belakang.

Injil hari ini berkisah saat Yesus memulai perjalanan-Nya ke Yerusalem. Perjalanan menuju kemuliaan melalui lorong penderitaan merupakan bagian komitmen Yesus memenuhi rencana Bapa-Nya.

Adalah orang pertama dan ketiga mengajukan diri untuk mengikuti Yesus. Orang pertama akan mengikuti kemana pun Yesus pergi. Namun Yesus berkata, “Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya”. Artinya, untuk mengikuti Yesus harus menerima berbagai konsekuensi. Fokus memberi waktu, tenaga, pikiran bagi Tuhan, serta bagai petani membajak sawah, fokus melihat ke depan. 

Jika kedua orang di atas mengajukan diri, orang kedua malah dipilih Yesus untuk mengikuti-Nya. Namun orang ini pamit untuk menguburkan bapanya. Ia masih memikirkan hal duniawi. Yesus berkata kepadanya,”Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi  engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Setiap orang yang dipilih Yesus, harus mempunyai komitmen sama seperti Dia.

Seseorang menjadi pengikut siapa pun, harus siap dengan segala konsekuensinya. Sebagai pengikut Yesus, kita harus mendengarkan dan mengikuti Dia. Membaca Katekismus Katolik bisa merupakan langkah awal mengenal Yesus. Namun melalui bacaan saja tidak cukup. Kita harus berdialog dengan-Nya melalui doa. Semakin banyak berdialog dan mendengarkan-Nya, kita semakin mengenal pribadi Yesus dan semakin mengerti apa yang diinginkan-Nya.

Dipilih untuk mengikuti Yesus merupakan sebuah karunia. Berjalan menuju Yerusalem bersama Yesus melalui penderitaan. Siapkah kita menjalani komitmen tersebut?

Setiap pagi mengejar berita
Biar asik seruput kopinya
Kau dipanggil Tuhan, dijadikan duta
Supaya hidupmu menyinarkan kasih-Nya


Doa:

Bapa, terima kasih atas panggilan-Mu, bimbing kami agar dapat memelihara iman kepada-Mu dan mewartakan Kerajaan-Mu melalui tindakan kami sehari-hari. Amin.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang