(Renungan) Jangan Ada Rahasia

Jangan Ada Rahasia
(Kresensia Aurelia Aida Kurniawan)



Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan
(Luk. 8:17)



Kalender Liturgi Senin, 19 September 2022
Bacaan Pertama : Ams. 3 : 27-34
Mazmur Tanggapan : Mzm.  15:2-3a, 3bc-4abc, 5
Bacaan Injil : Luk. 8 : 16-18


Teman saya bercerita bahwa pada awal 2020 sebelum pandemi covid-19, ia menerima mama mertua yang sakit stroke untuk dirawat di rumah. Mertuanya ini baru dibaptis November 2020 oleh romo yang bersedia datang ke rumah. Setelah itu, teman saya selalu berusaha memberitahu mertuanya tentang ajaran-ajaran Tuhan Yesus. Namun tidak mudah.

Ia berusaha memahami keadaan mertuanya, kondisi stroke yang belum bisa diterima, juga nilai-nilai kebenaran yang sejak dulu diyakini bertolak belakang dengan ajaran Tuhan. Mertuanya sangat mudah menyalahkan orang lain, supaya dirinya terlihat benar. Motto hidupnya: harus menang dan jangan mau mengalah apapun keadaannya. Teman saya cukup tertekan dengan keadaan ini.  

Suatu ketika beliau mencabik-cabik kasurnya di malam hari. Pagi harinya, teman saya melihat hal itu dan bermaksud melaporkan ke suami. Beliau minta hal itu dirahasiakan, tapi kasurnya sudah terlihat berlubang dan kamar berantakan. Ia hanya memanggil suami dan biarlah suaminya melihat sendiri. Sebab mereka berdua yang mengurus beliau, menurutnya suami harus tahu. Supaya bila terjadi hal yang tidak diinginkan, suami sudah tahu penyebabnya. Beliau tidak senang dengan perbuatan teman saya dan menyebutnya jahat. 

Ayat Lukas  8:17 ini meneguhkan keyakinan saya, bahwa tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan oleh Tuhan. Begitu juga dalam kehidupan kita di dunia ini, berusahalah untuk menyatakan segala sesuatu apa adanya. Jangan ada yang dirahasiakan supaya tidak mempersulit diri sendiri. Bahkan kelak di pengadilan terakhir, Tuhan akan membuka semua rahasia. 

Ketika saya renungkan, mengapa orang  ingin merahasiakan sesuatu? Ternyata sesungguhnya manusia tahu bahwa perbuatannya itu tidak baik. Alih-alih minta maaf, malah menuduh orang lain berlaku jahat terhadapnya. Lempar batu sembunyi tangan. Semua perbuatan mengandung risiko, hanya bagaimana kita meresponnya dengan benar sesuai ajaran-Nya. Pertolongan Tuhan pasti datang tepat waktu, bila kita senantiasa mengikuti Firman-Nya.


Doa : 

Bapa yang baik, di dalam hati kami ada Roh-Mu yang selalu menghendaki kebaikan. Bantulah kami ya Bapa agar dapat mengalahkan kedagingan kami yang selalu merasa paling benar padahal tidak mengikuti Firman-Mu. Kami mohon rahmat kerendahan hati untuk berlaku jujur dan benar seturut ajaran-Mu. Demi Kristus, juru selamat kami. Amin.

ERUMPAMAAN TENTANG PELITA - Cahaya Pengharapan Ministries

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang