(Renungan) Masihkah Hati Nuraniku Bekerja?

Masihkah Hati Nuraniku Bekerja?
(Irene Sri Handayani)



Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati
(Luk. 9 : 7)



Kalender Liturgi Kamis, 22 September 2022
Bacaan Pertama : Pkh. 1 : 2-11
Mazmur Tanggapan : Mzm. 90 : 3-6, 12-14, 17
Bacaan Injil : Luk. 9 : 7-9


Herodes, raja wilayah di sini yang dimaksud adalah Herodes Antipas, anak dari Herodes Agung. Ia mempunyai gelar resmi Tetrakh yang artinya orang yang memerintah seperempat wilayah sebuah propinsi. Yesus sendiri menyebutnya Herodes serigala (Luk. 13:32) karena ia orang yang licik dan berbahaya.

Dalam kitab suci kita melihat nabi-nabi menekankan tanggung jawab dari mereka yang memegang kuasa. Karena mereka harus memimpin rakyat dan menjadi teladan dengan hidup jujur dan benar. Dalam hal ini Yohanes Pembaptis tidak dapat berbicara tentang keadilan tanpa mengecam Herodes karena kebobrokan moralnya.

Kehadiran Yesus yang menyerukan pertobatan membuat hati Herodes gelisah dan cemas. Segala yang dilakukan Yesus, tampaknya mengingatkan dia terhadap Yohanes Pembaptis yang telah ia penggal kepalanya. Ia khawatir bahwa pengaruh ajaran Yesus akan membahayakan kekuasaannya.

Seorang teman bercerita bahwa ia pernah melakukan perbuatan yang tidak jujur. Hal yang nampaknya sepele, sehingga pada keesokan harinya dan hari-hari selanjutnya berjalan biasa saja seolah peristiwa itu tidak pernah terjadi. Hingga suatu ketika ia mendapat kabar yang mungkin berkaitan dengan perbuatannya dahulu. Sontak ia menggigil ketakutan, menangis, dan sangat cemas, terlintas di benaknya bahwa nama baiknya akan hancur. Lalu ia pun berdoa dan berdoa terus menerus. Ia mohon pengampunan kepada Tuhan dan menerima Sakramen Tobat hingga  akhirnya ia merasa tenang dan berjanji tidak akan melakukan perbuatan itu lagi.

Orang yang telah melakukan dosa atau kejahatan, biasanya merasa cemas dan hatinya tidak tenang. Pada dasarnya rasa cemas dan gelisah itu merupakan hal yang baik, yaitu pertanda hati nuraninya bekerja. Kepada orang yang telah melakukan dosa, hati nurani memberikan teguran dan membangkitkan rasa berdosa sekaligus mendorong untuk melakukan pertobatan. Namun bila teguran dan dorongan hati nurani ini terus menerus diabaikan, perlahan-lahan hati nurani menjadi tumpul dan mati.

Apakah kita juga termasuk Herodes masa kini, yang menjadi terusik bila ada orang yang menyerukan kebenaran, kebaikan, keadilan, dan kejujuran?


Doa :

Tuhan Yesus, aku datang kepada-Mu dalam segala kelemahanku. Semoga aku semakin peka dan mengikuti dorongan hati nurani bila aku berbuat dosa serta menindak lanjuti dengan bertobat. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang