(Renungan) Pengabdian Menuju Keselamatan

Pengabdian Menuju Keselamatan
(Twiggy)



“Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain…” 
(Luk. 16 : 13)



Kalender Liturgi Minggu, 18 September 2022

Bacaan Pertama : Am. 8 : 4-7
Mazmur Tanggapan: Mzm. 113 : 1-2, 4-6, 7-8
Bacaan Kedua : 1 Tim. 2 : 1-8
Bacaan Injil : Luk. 16 : 1-13


Menjadi seorang perangkai bunga awalnya bukan cita-cita saya, dengan berjalannya waktu, Tuhan membawa saya menjadi pelayan-Nya yang berhubungan dengan dekorasi bunga. 

Ketrampilan ini saya dapatkan dari kursus, latihan praktis, akhirnya saya menjalani bisnis bunga. Saya mendapat tawaran dari seorang umat  untuk melayani di gereja menjadi perangkai bunga altar, saya menyetujui dan masuk dalam kelompok perangkai bunga di gereja tempat saya melayani.  

Anggota tim dekorasi sangat sedikit dan cukup menyita waktu saya. Waktu untuk mencari rezeki duniawi menjadi semakin sedikit dan penghasilan menurun. Yang saya heran, walaupun waktu kerja duniawi saya lebih sedikit dibandingkan dengan waktu pelayanan, sampai hari ini saya bersyukur masih dapat menikmati kehidupan dan penghasilan yang Tuhan gantikan dengan cara lain. 

Saat ini saya percaya jika saya mengikuti Tuhan dengan tidak setengah-setengah, Dia akan memberikan kehidupan untuk saya. Bahkan diberikan keselamatan dari Tuhan.
Injil Lukas 16:13 Yesus berkata, “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon”. Mamon kerap  diartikan seperti dewa kekayaan. Pantaslah, jika Tuhan mengajarkan kepada  saya  untuk tidak mengabdi kepada Mamon. 

Tuhan Yesus mengajarkan, ingin  adanya usaha maksimal dari  saya untuk melakukan hal-hal rohani, agar saya pantas mencapai keselamatan. Memperoleh keselamatan memang karunia dari Allah, namun ada bagian yang harus saya kerjakan agar dapat sampai ke sana. Sejumlah orang mungkin berpikir karya pewartaan adalah kegiatan yang dilakukan di saat ada waktu, tidak  perlu usaha lebih banyak, dan tidak perlu diistimewakan. Mungkin selama ini pemahaman tentang hidup pelayanan dengan segala program kerja gereja tidak perlu serius-serius amat. 

Segala sesuatu yang berhubungan dengan iman dilakukan sekedarnya saja,  tak perlu repot-repot! Sikap ini membuat hal-hal rohani seperti kalah pamor jika dibandingkan dengan hal-hal duniawi. Padahal bukankah sudah sepantasnya kita juga melakukan yang terbaik untuk mencapai kesuksesan kekal untuk selamanya? Sudah saatnya kita arahkan hati dan pikiran kita kepada tujuan hidup yang sesungguhnya: yaitu memperoleh kebahagiaan kekal di Surga.


Doa : 

Allah Bapa yang Mahabaik, terima kasih atas berkat dan rahmat-Mu yang telah memberikan kesempatan kepada kami menjadi pelayan-Mu. Mampukan kami untuk terus bertahan dalam terang sabda Tuhan. Amin.

See the source image

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang