(Renungan) Berjuang Melalui Pintu yang Sempit

Berjuang Melalui Pintu yang Sempit
(SB Diah Pudjiastuti)



Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.”
(Luk. 13 : 24)



Kalender Liturgi Rabu, 26 Oktober 2022
Bacaan Pertama: Ef 6:1-9
Mazmur Tanggapan: Mzm 145:10-11.12-13ab.13cd-14
Bacaan Injil: Luk 13:22-30


Dalam bacaan Injil hari ini, Lukas bercerita tentang Kerajaan Allah. Para pengikut Yesus masih mempertanyakan berapa banyak orang bisa diselamatkan dan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.” (Luk. 13:24)

Jawaban Yesus membuat kita berpikir. Jika pintu untuk masuk ke kerajaan Allah itu sempit, tentu orang akan saling berebut dan berjuang. Tetapi, siapakah yang bisa lolos masuk melalui pintu yang sesak itu? Apakah ada kriteria tertentu dari orang-orang yang lolos masuk? Bagaimana dengan pintu yang lebar? Jika pintunya lebar, akan mudah melewatinya dan semakin banyak orang yang masuk. Orang baik, orang jahat semua bisa masuk tanpa kecuali.

Para pengikut Yesus beranggapan bahwa jika sudah makan dan minum bersama Yesus serta mendengarkan pengajaran Yesus, maka secara otomatis bisa menembus pintu yang sempit itu. Yesus menambahkan, bisa saja mereka mengetok pintunya namun tuan pemilik rumah akan mengusir mereka karena tidak mengenal siapa mereka. Namun, mereka bisa melihat banyak orang asing yang tidak mereka kenal ada di dalam Kerajaan Allah bersama Abraham, Ishak dan Yakub dan semua Nabi, sementara mereka dicampakkan dan mengalami penderitaan yang sangat hebat.

Menjadi pengikut Yesus, harus berbuah, merenungkan dan menjalankan perintah-Nya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari seperti berbelas kasih kepada yang lemah, miskin, tersingkir, dan difabel. Dan “pintu yang akan ditutup” mengingatkan kita bahwa segala sesuatu ada batasnya. Apakah kita mau berbuat baik nanti-nanti saja? Nanti akan terlambat karena kita kita tidak tahu sampai kapan waktu kita. 

Yesus menekankan bahwa yang penting adalah relasi atau hubungan kita dengan Tuhan. Hubungan erat dan dua arah, bukan sepihak. Hal ini disampaikan melalui Efesus 6:1-9, di mana relasi antara anak dengan orang tua dan relasi antara tuan dengan hamba, hendaknya saling melayani dan mengasihi, selayaknya mereka melayani Kristus bukan untuk manusia. Melayani dengan tulus dan segenap hati sesuai dengan kehendak Allah.


Doa:
 
Bapa yang baik, kami mau berjuang untuk menembus pintu yang sempit itu dan masuk di dalam kerajaan-Mu. Bantulah kami, ingatkan kami agar setiap pikiran, perkataan dan perbuatan kami sesuai dengan kehendak-Mu dan kami boleh terus melayani Engkau melalui mereka yang hadir di sekitar kami. Amin.

Bacaan Injil, Rabu, 76 Oktober 2021 (Lukas 13:22-30) - Katolikku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang