(Renungan) Damai atau Pertentangan?

Damai atau Pertentangan?
(Julius Saviordi)



“Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.”
(Luk. 12 : 51b)



Kalender Liturgi Kamis, 20 Oktober 2022
Bacaan Pertama : Ef. 3 : 14-21
Mazmur Tanggapan : Mzm. 33 : 1-2, 4-5, 11-12, 18-19
Bacaan Injil : Luk. 12 : 49-53


Beberapa tahun yang lalu saya pindah kerja dengan posisi sebagai IT Manager. Salah satu tugas saya adalah mengamankan penggunaan aset perusahaan, termasuk  internet. Saya cukup ketat maka sering menemukan karyawan-karyawan yang menggunakan internet untuk kebutuhan pribadi. 

Mereka menonton Youtube, download film, dan sebagainya, yang membuat jaringan internet melambat. Saya ingatkan mereka agar tidak melakukannya lagi. Mereka yang ditegur, tentu tidak suka dengan ketegasan saya. Walaupun saya menyampaikannya dengan baik-baik dan senyum.

Demikian juga kehadiran Tuhan Yesus di dunia. Yesus datang membawa ajaran baru dan mendapat penolakan di sana-sini. Ahli Taurat dan orang Farisi banyak yang tidak suka. Sedangkan orang-orang Yahudi di masa itu ada yang menerima ajaran Tuhan Yesus, namun tak sedikit juga yang menolak.

Tuhan Yesus bahkan sampai berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.” (Luk. 12:51) Tentu saja pertentangan yang dimaksud adalah situasi yang terjadi ketika seseorang di dalam keluarga tiba-tiba menjadi pengikut Kristus. Bukan karena ajaran Tuhan Yesus yang salah, melainkan karena akan terjadi perbedaan pendapat di dalam keluarga tersebut.

Ajaran Tuhan Yesus sendiri pasti  membawa damai sejahtera bagi pengikut-pengikut-Nya. Karena Tuhan Yesus mengajarkan cinta kasih. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk tidak berfokus pada diri sendiri, melainkan mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri sendiri. Bahkan Tuhan Yesus ingin kita menjadi garam dan terang bagi orang-orang di sekitar kita.
Penolakan-penolakan bisa saja terjadi. Cinta kasih yang kita bawa, bisa disalah-mengerti oleh orang lain. Garam dan terang yang kita bawa, bisa saja ditolak oleh orang lain yang tidak mengerti dan merasa terganggu.

Sebagai anak-anak Tuhan, mari kita tetap setia dan bertekun dalam cinta kasih kita. Tetap mengasihi orang-orang yang menolak ajaran Kristus. Semoga damai sejahtera yang kita bawa dirasakan juga oleh orang-orang yang kita kasihi.


Doa:

Tuhan Yesus, kuatkan dan mampukanlah aku untuk tetap setia menjadi pewarta Injil-Mu. Semoga nama-Mu saja yang semakin dimuliakan di dalam hidupku. Amin.

ia Datang Untuk Membawa Pertentangan (Lukas 12:49-53) | REC - Reform

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang