(Renungan) Kerendahan Hati

Kerendahan Hati
(Ari Susanto)



"Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan
(Luk. 14 : 11)



Kalender Liturgi Sabtu, 29 Oktober 2022
Bacaan Pertama: Fil. 1 : 18b - 25
Mazmur Tanggapan: Mzm. 42 : 2, 3, 5 bcd
Bacaan Injil: Luk. 14 : 1, 7 - 11


Pada hari Sabat Yesus hadir dalam perjamuan makan di rumah pemimpin seorang Farisi, sehingga orang banyak memperhatikan-Nya. Yesus mengajar mereka tentang "tempat yang diduduki" jika diundang ke pesta perjamuan.

Demikianlah  seperangkat nilai dan norma bangsa Yahudi terkait dengan moral dalam menjalankan kehidupan. Yang dalam realitasnya kerap kali dijadikan sebagai pegangan bagi individu dan kelompok untuk tetap sesuai kaidah sosial yang ada. Dari realitas yang ada Yesus hendak memberi makna lebih dalam, yakni situasi dalam Kerajaan Allah di mana posisi atau penghargaan atas seseorang seharusnya bukan menjadi ambisi tetapi merupakan anugerah.

Karenanya jangan merasa layak untuk mendapat kehormatan, atau memburu penghargaan demi harga diri, gengsi untuk menaikkan status sosial.
Bisa saja hal itu berbalik mempermalukan diri sendiri, terlebih jika kita berhadapan dengan orang yang memang pantas mendapatkannya. Orang yang rendah hati berpeluang mendapat kehormatan di depan mata sesama, jika memang orang itu layak mendapatkannya. 
Pada waktu menghadiri perjamuan pesta janganlah menempati posisi yang terhormat, siapa tahu tuan rumah mengundang juga orang yang lebih terhormat dari kita.
 
Pada awal bulan ini saya dan istri diundang pesta pernikahan anak sahabat di sebuah hotel.  Ketika kami hadir, pesta sudah dimulai dengan antrian yang panjang untuk mengucapkan selamat kepada pengantin. Kami berdua memutuskan untuk duduk di meja kehormatan sambil menunggu antrian dan menikmati hidangan, karena kami adalah sahabat karib orang tua pengantin walaupun bukan sebagai tamu kehormatan. Rupanya hal ini tidak seperti yang diajarkan oleh Yesus, yakni menempati posisi yang paling rendah.  

Perikop hari ini mengingatkan sekaligus memberikan peneguhan kepada saya, bukan sekedar pesan moral atau norma sopan santun saja. Namun lebih dari itu, Yesus mengajarkan saya untuk berani rendah hati, bukan karena takut tidak dihargai, melainkan  tahu bagaimana harus menempatkan diri. Mereka yang berani rendah hati akan mendapatkan berkat dan pujian yang berlimpah dari Tuhan.

Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian. (Ams. 29:23).
 
 
Doa :

Ya Tuhan sumber kebijaksanaan sejati, aku bersyukur atas anugerah kerendahan hati ini. Sehingga aku senantiasa dimampukan mentaati perintah-Mu dan norma yang berlaku di tengah masyarakat. Semoga orang lain pun disekitarku ikut merasakan kebijaksanaan-Mu  pada hari ini. Amin.

See related image detail

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang