(Renungan) Serius dalam Memahami Arti Panggilan Allah

Serius dalam Memahami Arti Panggilan Allah
(Fellicia Fenny Suwardi)



"Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera :" 
(Ef. 4 : 3)



Kalender Liturgi Jumat, 21 Oktober 2022
Bacaan Pertama : Ef. 4 : 1-6
Mazmur Tanggapan : Mzm. 24 : 1-2, 3-4ab, 5-6
Bacaan Injil : Luk.12 : 54-59


Bhinneka Tunggal Ika adalah asas yang dianut Bangsa Indonesia sebagai upaya untuk mempersatukan keragaman di negeri yang beragam suku, tradisi, budaya dan adat istiadat.  Bangsa Indonesia yang tersebar di jajaran pulau-pulau dari Sabang, “Pulau Weh Aceh” sebagai titik nol dan berakhir di Merauke sebagai provinsi ujung timur Papua. Dalam Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya tentang perbedaan suku budaya yang harus disatukan, tetapi juga tentang perbedaan pemikiran.

Melalui bacaan hari ini, kita mendapatkan jawaban menarik bahwa orang Kristen pun dipersatukan oleh panggilan Allah pada satu tubuh, satu pengharapan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa (ayat 4-6). Allah memanggil kita untuk menjadi satu kesatuan, yang harus dinyatakan dalam praktik hidup sehari-hari (ayat 1-3). 

Sebagai seorang Katolik berwarga negara Indonesia, ada baiknya praktik hidup sehari-hari sesuai dengan adat dan budaya Indonesia, yang termaktub dalam 5 sila dasar dalam Pancasila: Ketuhanan yang Esa, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan terpimpin dan Keadilan. Intinya di dalam sikap toleransi dan tenggang rasalah akan tercipta pendamaian dan kesatuan, baik itu di dalam komunitas kecil keluarga, lingkungan, warga maupun dalam komunitas besar organisasi gereja, antar gereja denominasi ataupun antar agama atau budaya lainnya.

Pemicu perpecahan adalah ketidakseriusan dalam memahami arti panggilan Allah. Berbagai perbedaan karakter dan kepentingan dalam jemaat tidak dilihat sebagai “kekayaan umat” yang mempersatukan tetapi dilihat sebagai “kekayaan pribadi” yang mengancam. Kekayaan pribadi ini seharusnya dipandang sebagai asset yang dapat saling membangun, menghargai, mengisi, memperlengkapi dan melayani, sesuai dengan karunia masing-masing. 

Paulus mengingatkan dan mengimbau supaya setiap orang Kristen memiliki kehidupan yang berpadanan dengan panggilan-Nya (ayat 1). Artinya, orang Kristen harus menerapkan sikap rendah hati, lemah lembut, sabar, serta menunjukkan kasihnya terhadap sesama dalam menjalankan kehidupannya baik di tengah-tengah persekutuan gereja maupun di tengah-tengah masyarakat (ayat 2). Bisa dibayangkan betapa indahnya kehidupan beralaskan kasih dan damai, terjadi di dalam keluarga, gereja dan masyarakat.

Sudahkah hidup kita mencerminkan perpadanan serasi dengan panggilan Allah sehingga Kristus terlihat nyata di dalamnya?


Doa : 

Bapa di dalam Surga, terima kasih atas firman-Mu hari ini yang menyadarkan kami kembali akan pentingnya memelihara persatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera. Kiranya kami alumni KPKS boleh terus bertumbuh di dalam Engkau dan kehidupan kami sungguh mencerminkan perpadanan serasi dengan panggilan-Mu dalam hidup kami masing-masing, sehingga Kristus sungguh nyata dalam setiap karya dan pelayanan kami. Engkaulah Allah yang semakin ditinggikan di atas segalanya. Amin.
 

https://gkkkmalang.org/wp-content/uploads/2019/09/CGuiR2jUgAAA8o6.jpg


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang