(Renungan) Tuhan Pro Siapa?

Tuhan Pro Siapa? 
(Margaretha Ingrid K./Inge)



Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian (Luk. 13 : 2-3)



Kalender Liturgi Sabtu, 22 Oktober  2022
Bacaan Pertama : Ef. 4 : 7-16
Mazmur Tanggapan : Mzm. 122 : 1-2. 3-4a. 4b-5
Bacaan Injil : Luk. 13 : 1-9


Dijanjikan imbal hasil yang menggiurkan, teman saya sebut A bersedia menginvestasikan uang kepada kawannya, sebut B. Namun saat A menginginkan uangnya kembali, jangankan menerima hasil, uang pokoknya juga tidak kembali. Bahkan sampai menempuh proses hukum, itu pun gagal.  Mengapa kawannya selalu menang? Keluh A.

Kekecewaannya makin bertambah melihat kenyataan bahwa B aktif pelayanan di Paroki.  A tidak bisa menerimanya. “Dia bersalah tapi terus aktif melayani di gereja. Jelas-jelas dia bersalah sama aku, kok gak malu? Aktif di Gereja namun jahat padaku. Selama ini aku baik padanya, tapi masalahku dengannya tak kunjung selesai. Usahaku tak pernah berhasil, dia selalu menang. Kok Tuhan lebih pro dia?”

Apa yang bisa direfleksikan? Melihat permasalahannya, kita akan cenderung berpihak kepada si A, tapi kenyataannya si B selalu punya cara untuk ‘menang’. Apakah benar, sikap si B yang tetap rajin mengikuti misa dan aktif di pelayanan seolah-olah Tuhan menjadi lebih berbelas kasih padanya, padahal teman saya pun aktivis paroki. Pertanyaan yang sulit.

Bacaan hari ini menjawab keluhan si A itu. Yesus menegur orang-orang agar bertobat  tanpa perlu mempertanyakan ukuran besar kecil dosanya dibandingkan dengan sesama agar tidak binasa. Maka si A tidak perlu membandingkan kesalahannya (yang mungkin tergoda pada ketamakan) dengan  kesalahan kawannya, B. Yang diperlukan adalah menyesali dan melakukan pertobatan. Mungkin A lupa melakukannya karena hanya berfokus pada kebenaran dirinya dan merasa orang lain lebih berdosa dari diri sendiri. 

Tuhan mau membela siapa? Rasul Paulus pun menasehati, “kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus”. Maka Tuhan mau pro siapa bukan urusan kita. Tuhan memberikan semua yang kita perlukan dalam segala tugas pelayanan, termasuk mereka berdua A dan B.

Kita tidak perlu memikirkan Tuhan pro kepada siapa, Tuhan memiliki kehendak-Nya sendiri. Berpeganglah teguh pada kasih karena setiap orang yang mau bertobat dan mau menjadi dewasa dalam iman akan bertumbuh dalam segala hal menuju Kristus Sang Kepala. 


Doa :

Allah Bapa Maharahim, Engkau menegur kami untuk tidak membandingkan ukuran dosa kami dan dosa sesama. Engkau hanya ingin kami bertobat dan selamat. Ajarkan kami untuk mau merendahkan diri di hadapan-Mu dan sesama agar kami pun boleh bertumbuh dalam segala hal menuju Engkau. Amin.

Image result for orang kecewa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang