(Renungan) Aku dan Kamu, Tunas Itu

Aku dan Kamu, Tunas Itu 
(Carla Claresta)



Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah
(Yes. 11 : 1)


 
Kalender Liturgi Rabu, 29 November 2022
Bacaan  Pertama : Yes. 11 : 1-10
Mazmur Tanggapan : Mzm. 72 : 2, 7-8,12-13, 17
Bacaan Injil : Luk. 10 : 21-24


Salah satu kesukaanku adalah menebang batang dan ranting pohon dengan duduk pada batangnya yang lain. Setelah dipotong akan tumbuh tunas, ranting dan batang baru dengan daun yang lebih rimbun. Pohon akan berbunga lebih banyak dan menghasilkan buah lebih besar. 

Itulah “tunas” yang dinubuatkan nabi Yesaya masa itu. Sebuah awal kehidupan baru. Israel mengalami masa peperangan pada pemerintahan raja Ahas dan Hizkia, setelah mengalami masa kemakmuran namun diliputi ketidakadilan, serta kemerosotan moral. Rakyat menderita. Nabi Yesaya menentang, namun ia tidak didengar . Perang bukanlah kehendak Allah katanya. Pada situasi inilah nabi Yesaya menubuatkan akan lahir Raja Damai dari keturunan Daud. Ia takut akan Allah. Dia akan menjadi hakim yang adil. Rakyat hidup sejahtera, tidak ada peperangan, damai sejahtera bagaikan binatang buas dan jinak hidup berdampingan. 

Umat Kristiani mengimani “tunas” itu adalah Yesus. Dia lahir dari keturunan Daud. Dia penuh Roh Tuhan yaitu roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Allah. Namun saat kedatanganNya ke dunia, ketidakadilan, kejahatan, penindasan masih banyak terjadi. Yesus, anak Allah yang mewartakan kedamaian, mengajar dan membuat banyak mujizat, malah dihianati, disiksa dan mati di kayu salib. Sia-siakah kehadiranNya? Tentu tidak. Ia telah menang. Ia telah bangkit dan naik ke surga. Memberi harapan baru dengan mengutus Roh Kudus yang menyertai kita hingga hari ini. Aku dan kamu dipimpin Roh Kudus menjadi tunas baru untuk mewujudkan dunia damai sejahtera.  Disertai pengenalan dan takut akan Allah, percaya, setia, berharap dan mempunyai relasi intim denganNya. Mari kita cerminkan sifat Allah dengan karya nyata dalam kehidupan bersama keluarga dan sesama, membantu kaum marginal dan tersisih, anak sekolah dan tunawisma hingga mereka dapat merasakan kehadiran Raja Damai.

Intip-intip mencari celah
Mata menatap pada semangkok siomai
Putri Sion bernyanyilah
Mari sambut Raja Damai


Doa :

Bapa yang setia, terima kasih atas penyertaan-Mu pada kami, bantu kami agar selalu rindu untuk semakin mengenal dan takut akan Engkau. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang