(Renungan) Berjaga-Jaga dan Siap Siagalah

Berjaga Jagalah dan Siap Siagalah
(Debby Christina)



"Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang."
(Mat. 24 : 42)



Kalender Liturgi Minggu, 27 Nov 2022
Bacaan Pertama : Yes. 2 : 1-5
Mazmur Tanggapan : Mzm. 122 : 1-2, 4-5, 6-7, 8-9
Bacaan Kedua : Rm. 13 : 11-14a
Bacaan Injil : Mat. 24 : 37-44


Pandemi covid merubah  hidupku yang semula tenang menjadi badai mencekam. Peringatan keras bagi manusia untuk siap menghadapi kematian yang bisa menghampiri siapa pun tanpa kita ketahui. Mengingatkan kehidupan dan kematian ada dalam kuasa Allah seperti yang diungkapkan oleh Rasul Paulus pada jemaat di Roma “Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.“
 
Dulu suara sirene ambulans tidak menjadi perhatian khusus bagiku, tetapi pandemi membuatnya bergema di hatiku membangunkan dan membuka mataku untuk melihat kenyataan. Pertama kalinya aku duduk dalam mobil pengantar kepergian ayahku ke tempat peristirahatan terakhir. Kali ini aku bukan hanya mendengar tetapi mengalami bahwa suara  sirene itu tanda dari ayahku, membangunkan aku untuk berjaga-jaga senantiasa akan kedatangan Anak Manusia yang tiba-tiba datang menjemput, seperti yang dituliskan oleh Markus13:33 : "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.

Aku tidak akan pernah lagi mendengar suara dan melihat wajahnya. Terkenang saat terakhir bertemu ayahku memintaku menggandengnya. Ternyata itu permintaan terakhirnya untuk berjalan bersamanya dan bercakap dengannya. Aku mengajak keluargaku berkumpul setiap hari, berharap kesembuhan dan berdoa koronka memohon pertolongan dan kerahiman-Nya. Kondisi ayahku semakin hari makin melemah, kami berusaha mencari Romo untuk memberikan sakramen perminyakan dan belum mendapatkannya. Sampai suatu malam beberapa jam di hari sebelum kepergiannya, tiba-tiba aku dipanggil untuk mengikuti sakramen perminyakan, karena sudah ada romo yang datang memberikan sakramen  perminyakan.

Kuasa doa membuat saya melihat kedatangan Tuhan Yesus sebagai Allah Maharahim yang datang mengampuni dosa dan kesalahan ayah sebelum pergi meninggalkan dunia ini. Dalam kesedihan aku bersyukur ayahku menerima pengampunan atas dosanya sebelum berangkat menuju rumah Bapa. Menjadikan pengajaran untuk selalu menggunakan hidup sebagai suatu kesempatan memperbaiki diri, melakukan pertobatan, juga selalu berjaga dalam doa supaya siap menghadapi kematian karena kita tidak tahu kapan kemah di dunia ini dibongkar di waktu yang tak kuduga.


Doa :

Bapa yang Mahakuasa, buatlah aku layak dan siap saat Engkau datang menjemputku. Amin.

Ketika Kematian Datang Padamu | Hijrah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang