(Renungan) Menjadikan-Nya Raja

Menjadikan-Nya Raja
(Johanna Kemal) 



Dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam : “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.” 
(Why. 4: 8b)



Kalender Liturgi Rabu, 16 November 2022
Bacaan Pertama : Why. 4 : 1-11
Mazmur Tanggapan : Mzm. 150 : 1-6
Bacaan Injil : Luk. 19 : 11-28

Ketika membaca ayat ini dan lanjutannya, saya merasa bersyukur, juga merasa khawatir karena diri saya seringkali masih belum bisa menjadikan Tuhan sebagai raja. Saya masih sering berfokus pada diri sendiri. Saya masih sering kurang menyadari betapa beruntungnya saya sebagai ciptaan Tuhan, sehingga masih kurang memuji-muji Tuhan. Namun dapatkah kita memuji Tuhan di kala badai dan taufan kehidupan melanda ...

Hal ini terjadi pada seorang teman saya. Selain dia sendiri tidak bisa bergerak bebas pasca stroke, seorang anaknya juga mengalami stroke, hingga harus operasi otak dan fisioterapi. yang menghabiskan dana banyak sekali. Bagai air yang mengalir katanya. Begitu besar biaya pengobatan yang dia harus keluarkan, karena penyakit yang tidak diinginkan tersebut datang.
Saat ini anaknya sudah dalam proses pemulihan dan sudah bisa bekerja kembali. Mereka berjuang mencari nafkah guna mengobati suami dan ayah yang harus cuci darah secara rutin. Meski menikmati BPJS, namun mereka hanya memperoleh penggantian BPJS untuk dua kali cuci darah dalam seminggu. Sisanya harus ditanggung sendiri. Ibu ini terus memikul salibnya dan mengikuti Tuhan Yesus. Hari demi hari, minggu demi minggu hingga tahun dia lalui. 

Setiap hari teman-teman dan kerabat gereja mendoakan suami dan anaknya melalui doa Koronka. Bukan hanya melalui doa, beberapa teman yang tergerak hatinya juga memberikan persembahan kasih berupa dana. Hati saya sangat terharu,mengetahui bahwa ada seorang teman yang mengambil tabungan, yang tadinya akan dia gunakan untuk ziarah. Dana tersebut disumbangkan bagi ibu yang suaminya harus cuci darah ini. Tuhan selalu memberikan kekuatan dan pertolongan padanya.

Si ibu tetap mengikuti doa Rosario dalam komunitas meski hanya melalui daring. Dia tetap memuji-muji Tuhan meski berada dalam keadaan yang tidak dia inginkan. Meski tak banyak berucap, namun dengan sikap demikian, seolah si ibu senantiasa berujar : "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, yang Mahakuasa. Engkau adalah Raja bagiku selamanya."


Doa :

Tuhan Yesus, bantulah ibu ini agar senantiasa setia dan menemukan tangan-tangan yang mau menolongnya. Bantulah kami agar mau menjadi salah satu tangan-tangan itu. Bukan hanya bagi ibu ini saja, namun juga bagi orang-orang lain yang kurang beruntung. Amin.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang