(Renungan) Tahan Banting

Tahan Banting
(Fellicia Fenny S.)



“Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu” 
(Luk. 21 : 19)



Kalender Liturgi Rabu, 23 Nov 2022
Bacaan Pertama : Why. 15:1-4
Mazmur Tanggapan : Mzm. 98 : 1, 2-3ab, 7-8, 9
Bacaan Injil : Luk. 21 : 12-19


Membaca perikop injil hari ini terlintas kata “tahan banting”. Menjelang penderitaan-Nya, Yesus memperingatkan para murid, bahwa untuk menjadi pengikut-Nya haruslah tahan banting. Yesus menegaskan bahwa mereka akan ditangkap, diserahkan, dianiaya, dibenci bahkan dibunuh seperti diri-Nya. Yesus memberikan ‘clue’ bahwa penderitaan adalah kesempatan untuk bersaksi dan Allah sendiri yang akan memberikan hikmat. Janji Yesus jika kamu tetap bertahan maka akan beroleh kehidupan.

Kata “tahan banting’ mengingatkan saya pada mama. Di usianya yang ke-81 beliau masih menjalankan aktivitas sehari-harinya, seperti yang saya lihat saat saya kanak-kanak. Mama masih membantu adik-adiknya, di rumah makan keluarga, untuk memasak dan berbelanja.  Kami anak-anak tidak tega membiarkan mama masih bekerja, namun tampaknya di situlah mama merasa hidupnya lebih bermakna.

Satu bulan sebelum ulang tahun ke-81, mama terjatuh. Pelipisnya  memar dan tangan kirinya retak kali ini. Sebelumnya mama pernah beberapa kali patah tulang hingga harus dioperasi. Mama tidak pernah mengeluh. Dia tetap semangat untuk bangkit dan bangkit lagi, walaupun harus menahan sakit. Sepertinya tidak ada kata menyerah dalam kamus mama. Hal ini membuat saya heran dan takjub. Di mata saya mama seorang yang tahan banting. Entah kekuatan dari mana …

Saya sempat menemani mama selama beberapa hari. Saya perhatikan mama tidak pernah sehari pun lepas dari doa Rosario. Setiap bangun pagi, hal pertama yang dilakukan adalah meraih Rosario merahnya dari pinggir ranjang. Dalam kondisi tangan kiri masih di-gips, mama berusaha duduk untuk memulai berdoa rosario. Mama mengatakan “Mama yakin, Tuhan Yesus akan mendengarkan doa-doa yang disampaikan melalui bunda-Nya tercinta”. 

Saya tertegun mendengarnya. Mama tidak pernah belajar kitab suci. Mama tidak pernah ikut kursus-kursus apalagi menjadi zoomer rohani, tetapi dia sungguh mengamalkan kesetiaan kepada Kristus dengan berdevosi kepada bunda Maria. Dalam permenungan, saya menemukan saat mama menggenggam Rosario dan berdoa. Bunda Maria pun menggenggam mama dan memberikan kekuatan kepadanya di dalam keadaan apa pun. Bertekunlah dalam iman yang benar, akan ada kemenangan dan kehidupan.


Doa : 

Tuhan Yesus terima kasih atas janji-Mu yang memberikan secercah harapan. Genggam tangan kami Tuhan agar kami dapat tetap bertahan dan terus mewartakan kasih-Mu di hidup kami, dalam segala situasi. Bunda Maria lindungilah kami. Amin.

MENERIMA YESUS DI PUNCAK KALVARI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang