(Renungan) Anak Pembawa Sukacita

Anak Pembawa Sukacita
(Julius Saviordi)



"Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya"
(Luk. 1 : 76)



Kalender Liturgi Sabtu, 24 Desember 2022
Bacaan Pertama : 2 Sam. 7 : 1-5, 8b-12, 16
Mazmur Tanggapan : Mzm. 89 : 2-3, 4-5, 27, 29
Bacaan Injil : Luk. 1 : 67-79


Sebelum anak pertama saya lahir, saya dan istri sudah merasakan aura bahagia di dalam keluarga kami. Kami bersukacita mencarikan nama untuk anak kami. Dan kami berbahagia ketika menyebut nama anak kami dalam percakapan kami dengan kakak ipar, walaupun pada saat itu anak kami belum lahir. Segala keperluan pakaian dan kebutuhan sehari-hari untuknya kami siapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Kelahirannya kami sambut dengan sukacita. Kami pun berbagi sukacita kami dengan membagikan bingkisan makanan ke saudara-saudara kami ketika anak kami berumur satu bulan.

Sukacita sebagai orang tua dirasakan juga oleh Zakharia dan Elisabet. Elisabet yang sebelumnya dianggap mandul, pada akhirnya mendapatkan anak yang istimewa. Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk mengabarkan kepada Zakharia bahwa mereka akan mendapatkan anak yang harus dinamai Yohanes. Elisabet pun mengandung dan mendapat kunjungan penuh rahmat dari Bunda Maria yang sedang mengandung Putera Allah.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita membaca nyanyian pujian Zakharia (Luk. 1:67-79) setelah kelahiran Yohanes. Zakharia penuh dengan Roh Kudus dan bernubuat dengan sukacita. Dalam nubuatnya dikatakan bahwa Yohanes akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi, karena ia akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya.

Kelahiran Tuhan Yesus yang disiapkan oleh Yohanes adalah sesuai dengan janji Allah berabad-abad sebelumnya kepada Raja Daud. “Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.” (2 Sam. 7:16)  Sehingga kelahiran Yohanes menjadi awal sukacita sebagai penanda sukacita yang lebih besar, yaitu Tuhan hadir di dunia dalam rupa manusia.

Masa penantian penuh sukacita itu sudah usai. Anak saya sudah lahir. Yohanes sudah lahir. Awal baru sudah dimulai. Di malam Natal ini kita akan menyambut kelahiran Tuhan Yesus. Apakah sukacita itu sudah terbit di hati kita? Mari tinggalkan segala kesedihan dan kebimbangan. Ijinkanlah Yesus lahir di hati kita. Sapalah Dia dengan senyum termanis. 

Selamat datang TUHAN YESUS!


Doa:

Bayi Yesus yang manis, kami menyambut kelahiran-Mu dengan sukacita. Tinggallah selalu di dalam hati kami. Amin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang