(Renungan) Gaya Hidup Taat dan Tulus

Gaya Hidup Taat dan Tulus  
(Alberta)



Malaikat itu berkata,“Bangunlah, ambilah Anak itu serta ibu-Nya”
(Mat. 2 : 13)



Kalender Liturgi Jumat, 30 Desember 2022
Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yusuf
Bacaan Pertama : Sir. 3 : 2-6,12-14
Mazmur Tanggapan : Mzm. 128 : 1-2, 3, 4-5             
Bacaan Kedua : Kol. 3 : 12-21
Bacaan Injil : Mat. 2 : 13-15, 19-23


Kisah tentang Santo Yusuf tidak banyak diceritakan dalam Injil Matius. Dalam Injil Matius 2, ketika malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Yusuf perlu digarisbawahi kata kerja “bangunlah, ambillah Anak itu serta Ibu-Nya”. Kenapa kalimat perintah ini begitu penting? Karena tanpa bertanya lagi, Yusuf segera bangun dan melakukan apa yang disampaikan oleh malaikat Tuhan. Digambarkan Yusuf adalah pribadi yang tidak banyak bicara melainkan dengan taat dan tulus hati melakukan apa yang diperintahkan Tuhan untuk melindungi Yesus dan Maria.

Ketika memulai awal pelayanan saya dalam persekutuan doa, saya masih harus dibangunkan oleh tim pelayanan untuk melakukan pelayanan doa di rumah sakit. Kalau bisa memilih, saya akan pilih pelayanan sesuai dengan keinginan saya, seperti menjadi penerima tamu (usher) atau kolektan. Kalau saya masih tinggal dalam zona nyaman, talenta yang ada pada saya pasti tidak berkembang. Tetapi ketika saya taat kepada apa yang dikatakan tim pelayan dan dengan tulus melakukan apa yang yang diminta, maka saya dimampukan Tuhan menjadi pendoa syafaat dan pelayan pujian. 

Tidaklah mudah untuk menjadi pribadi yang taat sekaligus tulus hati. Ketaatan dan ketulusan hati membutuhkan pengorbanan. Hati yang taat dan tulus berarti tidak ditentukan suasana hati, melainkan menyangkut komitmen kepada Tuhan. Artinya ketika saya sedang ada persoalan, saya tetap siap melakukan pelayanan doa. Hasilnya, setelah melakukan pelayanan doa, selain merasa sukacita karena dapat melihat pasien tersenyum, rasa damai memenuhi hati saya meskipun persoalan saya belum beres. 

Tanpa rahmat Tuhan, mustahil semua ini dapat terjadi. Dari pengalaman ini saya belajar taat dan tulus seperti Santo Yusuf di mana ketika berada dalam situasi yang sulit dan penuh kebimbangan, tetap mau taat kepada Tuhan serta tulus melakukan kehendak-Nya dengan mengasihi Maria dan Yesus. Biarlah ketaatan dan ketulusan menjadi gaya hidup sehari-hari. 

Mari kita terus berjuang untuk meneladani kehidupan keluarga Kudus Nazaret.


Doa :

Ya Bapa yang penuh kasih setia, curahkanlah rahmat-Mu kepada kami supaya dalam situasi apa pun kami dimampukan untuk taat kepada kehendak dan rencana-Mu. Ajar kami supaya dapat mengasihi keluarga dengan kasih yang tulus seperti Santo Yosef. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

http://sinodegmit.or.id/wp-content/uploads/2018/12/maria.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang