(Renungan) Natur

Natur
(Yohanna Fransisca Tjen Nonie)



Kata Maria:" Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. 
(Luk 1 : 38)



Kalender Liturgi Selasa, 20 Desember 2022
Bacaan Pertama : Yes 7 : 10-14
Mazmur Tanggapan : Mzm. 24 : 1-2, 3-4ab, 5-6
Bacaan Injil : Luk.1 : 26-38


Belum lama berselang, anak pertama saya sakit maag kronis kata dokter. Saya membawanya ke dokter terbaik dan sudah diteropong dan sebagainya, namun tak kunjung sembuh jua. Sebagai ibunya, saya merasa stress dan tidak henti mohon kepada Tuhan agar memberikan kesembuhan baginya. Saya juga siap kapan pun dibutuhkan untuk menolong dan selalu berada di sampingnya. Cinta seorang ibu tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. 

Saya berpikir tentang Bunda Maria. Bagaimana Bunda Maria dapat menjawab : Saya ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu. Bagaimana Bunda Maria begitu pasrah dan percaya. Jawabnya adalah iman, kepercayaan kepada Allah yang mutlak dan tak terbatas. 

Bunda Maria memiliki Natur (sifat alami) seorang manusia yang baik. Bunda Maria bersih secara jasmani dan rohani. Ia sangat dikasihi Allah dan terhormat jalan hidupnya. Allah mempercayainya untuk mengandung dan melahirkan Putera-Nya yang disebut Emanuel, artinya anak yang terberkati. 

Berita sukacita itu disampaikan oleh Malaikat Gabriel kepada Perawan Maria. "Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki  dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus". Berita ini sangat sulit dilaksanakan bagi seorang perawan yang belum menikah. Ia harus mengandung dan melahirkan seorang anak tanpa status sebagai seorang istri. Perawan Maria tahu persis apa yang akan terjadi bagi seorang gadis yang hamil tanpa suami. Ia akan dirajam dengan batu sampai mati dalam hukum Yahudi waktu itu. Keputusan yang tentunya sulit. Namun setelah mendengar penjelasan malaikat, Perawan Maria menjawab dengan berani : Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu. Perawan Maria bersedia untuk mengandung dengan kuasa Roh Kudus, dan melahirkan Sang Juru Selamat. Perawan Maria dengan suka rela mau menyediakan dirinya untuk ambil bagian bagi keselamatan seluruh manusia. 

Merenungkan hal ini membuat saya juga berani menjawab dan berdoa akan penyakit anak saya :" Ya Tuhan, terjadilah padaku dan keluargaku, menurut-Mu yang terbaik".


Doa :

Allah yang Mahakuasa, kupercaya Engkau melalui Tuhan Yesus Kristus Sang Emannuel. Engkaulah yang Mahakuasa, Mahabaik dan Engkaulah andalanku. Kuserahkan seluruh hidup dan matiku kepadaMu. Amin.

Sesungguhnya Aku ini adalah Hamba Tuhan; Jadilah Padaku Menurut Perkataanmu  itu” | Keuskupan Agung Jakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang