(Renungan) Tuhan Dapat Berbicara Melalui Mimpi

Tuhan Dapat Berbicara Melalui Mimpi
(Taruna Lala)
 


Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia”.
(Mat. 2 : 13)


 
Kalender Liturgi Rabu, 28 Desember 2022
Pesta Kanak-Kanak Suci, Martir
Bacaan Pertama : 1 Yoh. 1 : 5-2.2
Mazmur Tangggapan : Mzm. 124 : 2-3, 4-5, 7b-8
Bacaan Injil : Mat. 2 : 13-18


Beberapa bulan setelah menikah, saya pernah bermimpi. Dalam mimpi tersebut, saya melihat dua orang anak kecil bermain. Saya tidak memikirkan apa-apa mengenai mimpi tersebut.  Namun ketika istri saya mengandung, saya menjadi teringat kembali akan mimpi itu. Saya mengatakan kepada istri bahwa kami akan memiliki dua anak. Istri saya awalnya kurang percaya namun berubah setelah anak pertama kami lahir dan adiknya menyusul tujuh tahun kemudian.

Ada orang mengatakan bahwa mimpi adalah sekadar bunga tidur tanpa arti. Ada pula yang mengatakan bahwa mimpi adalah firasat akan apa yang akan terjadi, entah itu baik atau buruk. Bagi Yusuf, mimpi merupakan salah satu cara Tuhan berbicara. Ini diketahui pada saat Yusuf menaati perkataan malaikat Tuhan dalam mimpi untuk mengambil Maria sebagai istrinya. Iman Yusuf dinyatakan kembali ketika tanpa keraguan ia melaksanakan apa yang diminta oleh malaikat Tuhan. Malaikat menyuruhnya untuk pergi ke Mesir. Imannya itu membuat bayi Yesus selamat dari pembunuhan yang dirancang oleh raja Herodes. 
Pembunuhan terhadap bayi dan anak-anak itu telah dinubuatkan oleh nabi Yeremia. Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih: Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi (Yer. 31:15).  Keberangkatan bayi Yesus ke Mesir juga menjadi penggenapan firman Tuhan melalui nabi Hosea: ‘dari Mesir Kupanggil Anak-Ku’(Hos. 11:1).

Kisah Yusuf ini menunjukkan bahwa yang lebih bermakna adalah bagaimana orang bertindak setelah mimpi. Beberapa contoh misalnya : Allesandro Serenelli di Nettuno Italia bertobat setelah bermimpi mendapat empat belas bunga lili dari Maria Goretti yang dibunuhnya. Jeje Slebew seorang pembuat konten di TikTok bertobat setelah berjumpa Yesus dalam mimpi. Pengalaman ini mengajarkan bahwa Tuhan berbicara melalui peristiwa-peristiwa termasuk mimpi. 

Bagaimana dengan kita? Apakah kita mau seperti Yusuf yang mau percaya akan firman Tuhan yang menyapa dalam berbagai keadaan termasuk dalam mimpi?


Doa :

Bapa, terima kasih. Renungan ini mengingatkan kami untuk menaruh harapan dan percaya akan pengaturan-Mu. Menjelang tahun 2023 yang dikatakan orang gelap, resesi dan menakutkan ini, semoga kami tetap percaya dan saling menguatkan satu sama lain untuk berjalan dalam terang-Mu karena Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Mimpi Yusuf - profilpelajar.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang