(Renungan) Allah Bukan Tidak Adil

Allah Bukan Tidak Adil 
(Eviantine Evi Susanto)



Allah bukan tidak adil. Maka, tidak mungkin Ia lupa akan pekerjaan dan kasih yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya lewat pelayananmu terhadap orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang 
(Ibr. 6 : 10)



Kalender Liturgi Selasa, 17 Januari 2023
Bacaan Pertama : Ibr. 6 : 10-20
Mazmur Tanggapan : Mzm. 111 : 1-2, 4-5, 9, 10c
Bacaan Injil : Mrk. 2 : 23-28


Allah bukan tidak adil. Pesan awal bacaan pertama hari ini  mengingatkan kita untuk tetap bersemangat, tidak lambat dan mau melakukan pelayanan dengan sungguh-sungguh. Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham yaitu akan memberkati Abraham dengan berlimpah-limpah dan akan membuat keturunannya sangat banyak. Abraham menanti janji Allah dengan sabar hingga ia memperoleh apa yang dijanjikan. Allah mengikat janjinya dengan sumpah supaya kita mau berusaha mencari perlindungan dan memperoleh dorongan yang kuat dalam melakukan pelayanan. Melalui pengharapan itu ada sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita. Sauh yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai perintis bagi kita. 

Di dalam melakukan suatu pelayanan, terkadang kita merasa bahwa Allah tidak adil. Ketika kita telah berusaha melakukan pelayanan dengan sebaik mungkin, ada saja suara sumbang yang mengkritik dan menjatuhkan kemurnian pelayanan itu. Kritik dan komplen yang menjatuhkan dapat membuat kita merasa Tuhan itu jauh. Mengapa Tuhan tidak berusaha  menolong kita untuk keluar dari situasi itu? Mengapa Ia membiarkan semua terjadi sehingga  kita akan jatuh dalam kegalauan, kesedihan, kemarahan, kekecewaan dan terkadang membuat  kita malas untuk melakukan pelayanan kembali?

Saya pernah mengalami situasi seperti itu. Saya tidak lolos dalam suatu audisi pencarian lektor baru yang diselenggarakan oleh seksi liturgi paroki. Bukan hanya sekali saya tidak lolos audisi itu tetapi sampai empat atau lima kali. Saya tidak tahu apa penyebab kegagalan saya, tetapi saya sudah berusaha sebaik mungkin. Akhirnya saya diberikan kesempatan  melayani sebagai lektor hanya di misa harian pagi.

Allah bukan tidak adil. Di setiap peristiwa yang kita pikir tidak adil itu, Tuhan mungkin bermaksud untuk mengajari kita. Yesus menginginkan kita untuk mau selalu setia kepada-Nya. Mau belajar dan berusaha tetap bersemangat dalam setiap pelayanan karena pelayanan itu kita tujukan hanya untuk-Nya. Mari  belajar dari kesabaran Abraham sehingga kita juga akan memperoleh apa yang dijanjikan-Nya. Pengharapan yang besar hanya kepada-Nya, membuat kita merasa di kasihi Tuhan sehingga bisa belajar melayani dengan sabar, kasih, sukacita  dan penuh syukur.


Doa:

Tuhan Yang Maha Pengasih, ampunilah dosa-dosa saya yang terkadang tidak bisa mengerti dan melihat keinginan-Mu. Tuhan ajarilah saya untuk bisa memahami kehendak-Mu melalui peristiwa-peristiwa yang tidak adil dalam hidup saya. Terima kasih Tuhan atas kasih-Mu yang sangat besar di dalam hidup saya. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang