(Renungan) Berawal dari Percaya

Berawal dari Percaya
(Carla Claresta)



Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.
(Mrk. 6 : 6a)


 
Kalender Liturgi Rabu, 1 Februari 2023
Bacaan  Pertama : Ibr. 12 : 4-7, 11-15
Mazmur Tanggapan : Mzm. 103 : 1-2, 13-14, 17-18a
Bacaan Injil :  Mrk. 6 : 1-6a


Dalam perjalanan pulang dari Bali ke rumah di Serpong, kami berencana transit di kota Kudus. Kami akan mengunjungi teman suami yang sudah belasan tahun tidak bertemu. Desa Bae, hanya nama itu yang diingat suamiku. Aku mengusulkan mendatangi kantor desa untuk mencari alamat melalui data penduduk di sana. Tiba di kantor desa, suami menyebutkan nama beberapa teman yang dicari. Seperti layaknya orang-orang jaman sekarang yang terdidik untuk tidak mudah percaya pada orang asing, suamiku diwawancara oleh pegawai di sana. Namun saat ia bertemu dengan pegawai yang usianya lebih senior, alih-alih diwawancara, bapak senior itu ternyata mengenal semua nama yang disebutkan. Tanpa keraguan sedikit pun, dia mengantar kami menuju rumah teman suami. 

Andai saat tiba di Nazaret Yesus mendapat perlakuan yang sama seperti perlakuan bapak senior kepada suamiku. Andai Dia dipercaya bahkan dihargai, tentu Yesus akan leluasa berkarya. Yesus anak Yusuf, bukan berasal dari keluarga Farisi yang taat dan belajar hukum Taurat sejak kecil. Ia anak seorang tukang kayu yang miskin. Pada masa itu ada kebiasaan keahlian ayah diturunkan pada anaknya. Yang mereka tahu keahlian Yesus adalah tukang kayu sama seperti ayahnya. Ia tidak memiliki kemampuan mengajar apalagi membuat mukjizat. Jadi meski mereka telah mendengar berita tentang perbuatan-perbuatan Yesus; kata-kata-Nya yang penuh hikmat dan mujizat-Nya sungguh mengagumkan, mereka tidak mempercayai apalagi menghargai-Nya. Orang-orang itu melihat asal-usul, status sosial dan latar belakang, bukan tindakan yang sudah dilakukan Yesus. Akibat penolakan tersebut, Yesus tidak dapat mengadakan satu mukjizat pun di sana, namun karena belas kasih-Nya, Ia menyembuhkan beberapa orang sakit.

Apakah kita seperti orang Nazaret yang dalam kehidupan bermasyarakat melihat status sosial dan latar belakang mereka? Apakah kita pun kadang masih kurang percaya kepada Yesus, meski sudah merasakan karya dan kasih-Nya dalam kehidupan?


Doa:

Yesus Yang Maha Pemurah, ampuni kami yang kadang kurang percaya dan meragukan kemampuan-Mu untuk membantu setiap masalah yang kami hadapi. Beri kami kemampuan untuk bersikap tanpa melihat status sosial sesama. Amin.

Bacaan & Renungan Rabu, 1 Feb 2017 – CAREKA (Bacaan Renungan Katolik)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang