(Renungan) Janji-Mu seperti Fajar Pagi Hari

Janji-Mu seperti Fajar Pagi Hari
(Twiggy)



Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu, Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba (Mrk. 4: 28-29)



Kalender Liturgi Jumat, 27 Januari 2023
Bacaan Pertama : Ibr. 10 : 32-39
Mazmur Mazmur : Mzm. 37 : 3-4, 5-6, 23-24, 39-40
Bacaan Injil : Mrk.4 : 26-34


Menjadi orang tua yang memiliki anak membutuhkan proses yang tidak mudah, dibutuhkan ketekunan, kesabaran, iman yang kuat  sampai  menunggu seorang anak bisa bertumbuh, berhasil, mandiri dalam kehidupannya. Banyak proses yang harus dilakukan, dari merawat dengan kasih sayang, memberikan bimbingan yang baik, memenuhi segala kebutuhannya jasmani dan rohani. 

Sejak anak usia 1 hari, orang tua mengikuti, melihat, memperhatikan pertumbuhan  perkembangan anak. Orang tua tidak dapat menjamin kehidupan dan pertumbuhan seorang anak ini di masa depannya, namun orang tua dapat mengusahakan dengan cara-cara alamiah yang mampu dikerjakannya. Menjadi suka cita bagi orang tua saat melihat fajar pagi nan indah, ketika seorang anak tumbuh dalam iman menjadi manusia dewasa mampu bertanggung jawab terhadap Tuhan, orang tua, sesamanya dan menggapai masa depan indah.

Penulis surat Ibrani  mengingatkan kita untuk terus bertekun dalam iman walaupun kita minoritas dan menghadapi situasi sulit. Hal yang sama juga diajarkan oleh Yesus ketika memberikan perumpamaan tentang seorang penabur, yang menaburkan benih lalu merawatnya agar buah dari benih tersebut dapat dipanen dan panenan berlimpah-limpah. Saat iman diuji, dibutuhkan ketekunan supaya persoalan-persoalan yang dihadapi sehari-hari di dunia ini mampu kita hadapi. Penulis surat mengingatkan jemaat Ibrani untuk percaya dan  hendaknya selalu mengingat akan masa lalu dari perjuangan berat Bangsa Israel, dikejar-kejar untuk kebebasan, menjadi bangsa yang dipilih Allah, minoritas. Dan mengingatkan  akan jati diri  sebagai orang-orang yang telah menerima anugrah-Nya dan mengalami penyertaan Allah. 

Menjadi seorang Kristen Katolik yang berbuah mungkin sudah menjadi tujuan sebagian dari kita. Marilah kita merefleksikan diri apakah buah-buah iman tersebut sudah berhasil dan siap dipanen? Kerajaan Allah seperti iman yang harus bertumbuh dari benih yang ditabur, akan tetapi bagaimana iman dapat muncul ke permukaan dan bertumbuh semakin besar dan kuat hal ini tidak dapat dimengerti manusia. Hanya Allah yang dapat menjamin pertumbuhan semua itu. Manusia menjadi rekan kerja Allah untuk mengusahakannya, sampai kita lihat fajar pagi hari nan indah sesuai janji Allah…


Doa : 

Bapa Yang Maharahim, kami manusia lemah yang memerlukan bimbingan dan pertolongan-Mu. Di saat mengalami kesulitan hidup, harus menghadapi sakit penyakit, ekonomi rumah tangga yang morat marit, kami percaya dengan segala upaya yang kami lakukan, Engkau akan mengeluarkan kami dari kesulitan. Bapa, berikanlah kami kekuatan untuk terus memperjuangkan iman sampai akhir hidup kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin. 

https://d3rprocq7xhbva.cloudfront.net/pgcpost/thumbnail/0-762r-1532422400549_750x500.jpeg



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang