(Renungan) Manakah yang Lebih Utama?

Manakah yang Lebih Utama?
(July Tikilie)



Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya? 
(Mrk. 3 : 4)



Kalender Liturgi Rabu, 18 Januari 2023
Bacaan Pertama : Ibr. 7 : 1-3. 15-17
Mazmur Tanggapan : Mzm. 110 : 1, 2, 3, 4
Bacaan Injil : Mrk. 3 : 1-6


Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat merupakan peristiwa yang sering terjadi dan merupakan salah satu konflik dengan orang-orang Farisi. Hal itu telah menyebabkan ketegangan yang serius antara diri-Nya dengan para petinggi agama Yahudi.

Namun Yesus mengajar satu pelajaran penting. Hukum Sabat itu baik. Namun hukum ini tidak boleh mengobok-obok pelayanan kasih artinya melakukan perbuatan baik bagi sesama. Terkadang Yesus memang dipandang melakukan tindakan melawan hukum Sabat dan menantang para ahli Taurat dan Farisi. Tetapi, di sini hanya ada dua pilihan: mengikuti Hukum cintakasih-Nya atau tidak!

Kita juga harus menentukan sikap tegas berkaitan dengan cinta kasih. Apakah kita mau mengubah cara-cara kita yang lama, rutinitas yang biasa untuk melakukan suatu tindakan cinta kasih? Maukah kita menolong seseorang yang sungguh membutuhkan pertolongan karena berada dalam situasi kritis misal pada hari Minggu di saat kita sudah harus ke gereja  walaupun hal ini berarti tidak dapat menghadiri misa yang rutin kita lakukan?

Seringkali kita terlalu mengikuti aturan yang berlaku sehingga di saat ada yang benar-benar membutuhkan, kita malahan menutup pintu karena menurut aturan itu tidak bisa dibantu. Kita lebih takut melanggar aturan daripada menolong seseorang yang saat itu sangat membutuhkan bantuan kita.

Di saat saya bertugas melayani vaksin yang diadakan oleh gereja, ada beberapa peraturan yang telah ditetapkan yang harus dipatuhi. Saat itu, saya melihat seorang ibu yang mengalami kesulitan berjalan dan hendak divaksin. Saya pun mencarikan kursi roda dan langsung memasukkan ibu tersebut ke dalam tanpa mengikuti prosedur harus mengantri terlebih dahulu. Orang lain memperhatikan saya tetapi saya tidak memperdulikan mereka karena menurut saya ibu tersebut patut saya tolong karena ia sangat capek mengantri dan sulit untuk berjalan.

Hukum-hukum adalah baik. Hukum-hukum itu adalah semacam rambu-rambu bagi kita dalam menapaki jalan kehidupan kita. Namun hukum cinta kasih berada di atas rambu-rambu jalanan kehidupan kita, artinya di atas hukum apa pun hukum cinta kasih  merupakan tolok ukur akhir dari suatu kehidupan Kristiani yang otentik.


Doa :

Tuhan Yesus, Engkau adalah Tuhan dan Juru Selamatku. Terima kasih kusampaikan kepada-Mu untuk hukum cinta kasih yang Kauberikan kepadaku. Semoga hukum cintakasih-Mu ini senantiasa mengatur hidupku dan selalu bisa aku terapkan dalam kehidupanku di situasi apapun. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang