(Renungan) Persaudaraan Universal

Persaudaraan Universal
(Lindawati)



“Ia Tidak Waras Lagi” 
(Mrk. 3 : 21)



Kalender Liturgi Sabtu, 21 Januari 2023
Bacaan Pertama : Ibr 9 : 2-3, 11-14
Mazmur Tanggapan : Mzm. 47 : 2-3, 6-7, 8-9
Bacaan Injil : Mrk. 3 : 20 -21


Ketika di Kapernaum, Yesus dituduh kerasukan Beelzebul dan mengusir setan dengan bantuan penghulu setan. Apakah prasangka tersebut menyebabkan keluarga-Nya hendak mengambil Dia karena dianggap tidak waras?

Prasangka tersebut menjadi kesempatan bagi Yesus menanggapi label “tidak waras” dengan berbicara tentang Kerajaan Allah dengan kuasa Roh Kudus. Yesus menegaskan bukan milik keluarga jasmani-Nya, tetapi kitalah saudara saudari-Nya bilamana kita hidup berelasi dan melakukan kehendak-Nya (Mrk. 3:35). Yesus mengajarkan arti “persaudaraan universal” yang tidak mengenal sekat sekat tembok.

Persaudaraan universal seperti diungkapkan oleh St Fransiskus Asisi: ”Kita melahirkan kembali Yesus kepada dunia melalui tindakan tindakan bercahaya bagi orang lain dengan cara mencintai sesama dan alam ciptaan-Nya”.

Integritas tersebut mendasari spirit para youtuber yang bahu membahu untuk membantu seorang anak Tiko yang merawat ibunya Eny, seorang penderita gangguan jiwa. Anak dan ibu ini tinggal dirumah yang tergolong mewah tanpa air dan listrik. Rumah mewah ini adalah peninggalan keluarganya sehingga sang anak tidak menjualnya. Sang anak menampung air hujan untuk kebutuhan airnya. Para Youtuber ini mampu menggerakkan semua lapisan masyarakat untuk membantu  memperbaiki rumah tersebut dengan fasilitas air dan listrik, membantu membersihkannya serta membantu ekonomi anak dan ibunya itu agar mereka bisa hidup layak. Para youtuber ini bekerja sepanjang hari, tidak kenal waktu dan rela meninggalkan keluarganya, melakukan sesuatu yang mungkin dianggap juga ”tidak waras” seperti yang Yesus lakukan. Dasarnya semangat damai dan kasih. Kasih yang bersumber dari Allah merupakan jalan menuju persaudaraan yang dibutuhkan dunia saat ini yaitu keberanian keluar dari sikap egoisme.

Atas dasar itu, penting bagi kita memahami masyarakat sekitar dan religiositasnya. Berani membuka diri membangun kehidupan bersama berasaskan nilai-nilai kehidupan universal, yaitu ketulusan hati untuk saling memahami, keadilan sosial bagi semua orang, perdamaian dan sikap apresiatif terhadap perbedaan. Walaupun ada unsur pengorbanan dalam berpihak kepada yang miskin dan lemah.


Doa :

Yesus, aku bersyukur ambil bagian dalam pelayanan sebagai hamba-Mu. Kuatkanlah aku dalam pelayanan yang terkadang mengalami penolakan. Utuslah Roh Kudus-Mu agar aku mampu berbagi kasih kepada ciptaan-Mu dan menganggap mereka sebagai saudara tanpa memandang sekat-sekat seperti seperti Engkau teladankan. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
 
Image result for persaudaraan universal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang