(Renungan) Allah yang Maha Pengampun

Allah yang Maha Pengampun
(Kayus Mulia)



Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah 
(Mzm. 51 : 19)



Kalender Liturgi Rabu, 1 Maret 2023
Bacaan Pertama : Yun. 3 : 1-10
Mazmur Tanggapan : Mzm. 51 : 3-4, 12-13, 18-19
Bacaan Injil : Luk. 11 : 29-32


Dalam masa Pra-Paskah ini kita diingatkan akan besarnya kasih Allah terhadap kita manusia berdosa. Pada Rabu Abu, Imam atau Prodiakon akan mengoleskan abu pada  dahi kita diikuti dengan kata-kata, "Bertobatlah dan percayalah pada Injil" (Mrk 1: 15) atau, "Engkau debu dan kepada debu engkau akan kembali." (Kej. 3:19)

Kita diingatkan betapa rapuhnya manusia. Kita diminta untuk kembali kepada Allah, ke tempat di mana kita berasal. Allah menyadari bahwa ciptaan-Nya sejak mula sangat rapuh, mudah tergoda untuk jatuh kembali ke dalam dosa. (2 Ptr. 2: 22).

Manusia adalah makhluk yang tegar tengkuk dan selalu melawan kehendak Allah; tetapi karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16).

Kalau Surga adalah hidup dekat dengan Allah atau bahkan hidup bersatu dengan Allah, maka dosa adalah hidup yang terpisah dari Allah. Manusia cenderung untuk mengikuti hawa nafsu dan menjauh dari Allah.

Seperti Yunus yang diutus Allah untuk mengabarkan kabar keselamatan bagi penduduk kota Niniwe. Dia malah melarikan diri sejauh-jauhnya dari hadapan Allah dan menuju Tarsis, menjauh dari Niniwe. Sikap Yunus ini menggambarkan manusia yang melawan panggilan Allah dan cenderung mengikuti nafsu kedagingannya. Manusia menjauh dari Allah. Selalu ada penolakan dan memilih mengikuti hawa nafsu dan kedagingan yang lebih menyenangkan.

Tetapi Allah yang Maha Pengasih selalu mendatangi manusia dan mengundangnya untuk kembali ke tempat di mana Allah berada. Yunus dikembalikan ke Niniwe untuk memperingatkan kota yang penuh dosa itu, yang sejak awal ditentukan Allah untuk dimusnahkan atau ditunggangbalikkan. Penduduk kota Niniwe akhirnya percaya kepada Allah, menyesali dosa-dosanya dengan puasa dan tobat yang membuat Allah membatalkan hukuman yang telah direncanakan-Nya. 

Allah yang Maha Pengampun selalu mengharapkan manusia menyesali dosanya dan bertobat.


Doa :

Ya Allah, aku mengaku, bahwa aku telah berdosa dengan pikiran dan perkataan; dengan perbuatan dan kelalaian. Aku sungguh berdosa; ubahlah dosaku yang merah seperti kirmizi menjadi putih seperti salju. Amin.

13. Anak Kecil yang Remuk Hati – This is How I See the World


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang