(Renungan) Kasih yang Tulus untuk Orang yang Paling Hina

Kasih yang Tulus untuk Orang yang Paling Hina
(Veronika Trimardhany) 



Dan Raja itu menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku
(Mat. 25 : 40)



Kalender Liturgi Senin, 27 Februari 2023
Bacaan Pertama : Im. 19 : 1-2, 11-18
Mazmur Tanggapan : Mzm. 19 : 8, 9, 10, 15
Bacaan Injil : Mat. 25 : 31-46


Kasih Allah kepada kita sangat luar biasa, maka Ia mengutus anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus, untuk mengajar dan mendampingi kita supaya percaya dan melakukan kehendak-Nya. Namun tidak semua orang taat pada-Nya, malah mengingkarinya dan melakukan kehendak sendiri. Dengan demikian, Yesus setelah bangkit, akan datang ke dunia untuk  memisahkan antara orang yang hidup mengikuti ajaran-Nya dan yang hidup mengikuti kemauannya sendiri. Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat datang bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas tahta kemuliaan-Nya. Dari tahta kemulian-Nya Dia akan melihat kita yang masih berziarah di dunia ini, apakah mengikuti ajaran dengan mengasihi sesama terutama yang kecil dan menderita atau tidak. Hal ini akan menjadi catatan-Nya sebagai pertimbangan untuk memisahkan yang mengasihi Dia dan yang tidak. 

Perikop ini mengingatkan saya pada pelayanan di sebuah panti werda di daerah Tangerang Selatan. Di mana para lansia, yang mampu dan yang tidak mampu berbaur menjadi satu dalam panti ini. Ketika saya melayani di sana, banyak lansia yang kesepian yang jarang dikunjungi keluarganya. Pada hari tertentu saya memberikan penghiburan dan renungan untuk para lansia. Ada seorang lansia yang sama sekali tidak ada keluarganya, hidupnya sebatang kara dan hanya tergantung pada belas kasihan panti. Suatu ketika oma tersebut sakit, tidak bisa berkegiatan. Saya datangi oma tersebut, dan saya dengarkan keluhannya, saya suapin, dan saya sentuh serta saya dekap dia dengan hangat. Kemudian saya ajak dia untuk berdoa. Dari kunjungan itu, saya merasa Tuhan hadir pada para lansia yang kesepian dan menderita.

Yesus hadir dalam diri mereka yang kecil dan hina. Jadi apa pun yang kita lakukan bagi sesama kita yang menderita, maka kita melakukannya untuk Dia.

Apakah kita sudah peduli kepada Tuhan dengan wujud sebagai: lansia, anak berkebutuhan khusus, janda/duda miskin, anak-anak terlantar, orang sakit parah, yang semua itu perlu penghiburan kasih dari kita yang ingin melihat Yesus yang nyata. 


Doa :

Ya Tuhan Yesus, terima kasih saya diberi kesempatan melihat dan berbagi kasih kepada sesama saya terutama orang yang kecil dan menderita. Ajarilah saya untuk selalu peduli kepada sesama, berilah hati seperti hati-Mu yang penuh kasih. Sehingga saya semakin melihat-Mu dan dekat pada-MU. Amin.
 
ENGASIHI ALLAH DAN SESAMA | PAX ET BONUM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang