(Renungan) Kasih Yesus Menggenapi Hukum Taurat

Kasih Yesus Menggenapi Hukum Taurat
(Susan Tjia)



“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk mengenapinya” 
(Mat. 5:17)



Kalender Liturgi Minggu, 12 Februari 2023
Bacaan Pertama : Sir. 15 :15-20
Mazmur Tanggapan : Mzm. 119 : 1-2, 4-5, 17-18, 33-34
Bacaan Kedua : Kor. 2 : 6-10
Bacaan Injil : Mat. 5 : 17-37


Malam saat menuliskan renungan ini, saya mendengarkan lagu mandarin berjudul “Chasing the Light” kiriman dari seorang teman. Mendengarkannya serasa berada di sebuah taman penuh hamparan bunga warna-warni, angin sejuk dan di bawah langit biru.

Setelah lelah seharian bekerja, di malam hari saya  biasa mengambil waktu teduh dan berdoa. Jam19.00 ke atas, saya sudah membatasi membaca pesan whatsapp yang masuk, agar tidak terganggu bacaan atau berita yang bisa menambah beban pikiran. Urusan sehari cukup dihadapi sehari, besok urusan baru sudah ada lagi.

Dalam saat teduh malam ini, saya teringat Ibu Isye seorang sahabat yang baru saja menjalani operasi donor ginjal untuk adiknya. Satu tindakan seorang kakak yang berusaha menyelamatkan hidup adiknya. Saya melihat inilah bukti sebuah cinta kasih seperti yang Yesus ajarkan “Lakukan segalanya dengan cinta” (1 Kor. 16:14). 

Saya juga teringat Cecilia Setio, seorang sahabat yang minggu lalu mengantarkan saya pergi melihat keindahan Blue Mountain di Sydney. Dalam percakapan kami di kereta, dia mengatakan akan mendonorkan seluruh organ tubuhnya ketika meninggal dunia. Jadi ketika meninggal dunia, tidak ada jasad yang dikembalikan untuk dimakamkan atau dikremasi, pihak keluarga dan para sahabatnya hanya akan mengadakan memorial service baginya. Saya bertanya, apa yang mendasarinya untuk mengambil keputusan tersebut, jawabnya “Seluruh tubuhnya masih bisa berguna bagi orang lain atau bagi ilmu kedokteran, hanya jiwanya yang kembali kepada Allah Bapa di Surga”.

Saya jadi bertanya,  apa yang mendorong Ibu Isye, Cecile dan pendonor lainnya berbuat kebaikan itu? Sepertinya mereka tidak lagi hanya berpegang kepada hukum Taurat yang mengajarkan kasih sebesar kasih manusia, tetapi menjadi seperti Yesus yang telah menggenapi kasih sebesar kasih Tuhan? Yang dilakukan Ibu Isye dan Cecile adalah menggenapi firman-Nya dengan perbuatan nyata, seperti yang dikatakan-Nya “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” 

Sudahkah saya juga demikian?


Doa :

Allah Bapa di Surga, saya ingin berdoa bagi kesembuhan Ibu Isye dan adiknya, mohon belas kasih-Mu ya Bapa, agar organ yang didonorkan dapat beradaptasi dengan baik dan keduanya segera pulih kembali kesehatannya. Saya juga berdoa untuk Cecile, semoga harapannya untuk menolong sesama, senantiasa membuatnya sukacita seperti kesehariannya sekarang. Perbuatan mulia mereka menjadi bukti nyata cinta kasih-Mu ya Bapa. Amin.

Kristus Iman Khotbah Di Bukit - Gambar gratis di Pixabay

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang