(Renungan) Pertobatan Sejati

Pertobatan Sejati
(Patricia B.Y.)



"Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk" 
(Yes. 58 : 6)



Kalender Liturgi Jumat, 24 Februari 2023
Bacaan Pertama : Yes. 58 : 1-9a 
Mazmur Tanggapan : Mzm. 51 : 3-4, 5-6a, 18-19
Bacaan Injil : Mat. 9 : 14-15


Memasuki masa Pra-Paskah ini, kita diminta melakukan pertobatan. Salah satunya dalam bentuk berpantang dan berpuasa. 

Ada saat-saat di mana saya pernah melakukan pantang dan puasa, namun hanya sekedar formalitas mengikuti peraturan dari Gereja. Ritual lahiriah selama masa ini juga tetap saya lakukan seperti mengikuti misa dan berdoa. Saya melakukannya sebagai kewajiban saja, tetapi hati saya jauh dari Tuhan.

Nabi Yesaya diutus Allah untuk menegur umat-Nya dan kaum keturunan Yakub. Mereka melakukan ibadat-ibadat keagamaan tetapi perilaku mereka tidak sesuai dengan ibadatnya. Mereka melakukan pelanggaran-pelanggaran tanpa merasa itu adalah dosa. Mereka hanya memamerkan kesalehan yang palsu. Mereka menyangka dengan melakukan ibadah, sudah menggerakkan hati Allah untuk mengabulkan doa-doanya. Padahal mereka melakukannya untuk kepentingan dirinya sendiri, bukan untuk memahami kehendak Allah. 

Saat ini masa Pra-Paskah, saat yang tepat yang disediakan gereja, untuk mendalami makna sesungguhnya dari pertobatan. Bentuk pertobatan yang dikehendaki Allah adalah kesediaan hati untuk bertobat dan merendahkan diri di hadapan Allah dengan melakukan aksi nyata yang berkenan kepada-Nya (Yes. 58:6-7). Tidak melakukan penindasan dan bersikap tidak adil kepada orang yang lebih lemah dari kita serta memberikan apa yang dibutuhkan oleh orang yang masih berkekurangan di sekitar kita. 

Marilah kita meneliti batin kita, apakah pertobatan yang kita lakukan sudah berkenan pada Allah? 

Sudahkan kita melakukan aksi nyata bukan hanya dalam masa Pra-Paskah ini saja, tetapi di sepanjang hidup kita? Jika sudah, maka berbahagialah kita karena janji berharga telah dibuat untuk mereka yang melakukannya. Tuhan akan mengabulkan doa-doa kita, menyembuhkan luka-luka kita,  menyertai dan menyelamatkan kita.


Doa :

Bapa yang baik, mampukan aku untuk melakukan pertobatan yang sejati di sepanjang hidupku. Bantu aku memahami kehendak-Mu dalam setiap ibadahku, demi kemuliaan nama-Mu. Amin.

https://mutiarasurga.org/wp-content/uploads/2019/11/KEUTAMAAN-SEDEKAH-MAKANAN-KEPADA-ORANG-MISKIN-YAYASAN-MUTIARA-SURGA.png



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang