(Renungan) Puasa Wujud Pertobatan

Puasa Wujud Pertobatan
(Paulus Aswin Sani )



Supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalas kepadamu.” 
(Mat. 6 : 18 )



Kalender Liturgi Rabu, 22 Febuari 2023
Hari Rabu Abu
Bacaan Pertama : Yl. 2 : 12-18
Mazmur Tanggapan : Mzm. 51 : 3-4, 5-6a, 12-13, 14,17 
Bacaan Kedua : 2 Kor. 5 : 20 – 6 : 2
Bacaan Injil : Mat. 6 : 1-6, 16-18


Semua bacaan Rabu Abu ini mengajak kita untuk mengakui dosa-dosa kita dan bertobat. Kitab Yoel menyerukan kita untuk bertobat. Kitab Mazmur berisi pengakuan dosa dan memohon pentahiran Bapa. Surat Rasul Paulus kepada umat Korintus mewartakan penyelamatan manusia berdosa yang didamaikan dengan Bapa melalui Kristus.

Gereja mengajak kita untuk berpuasa atau berpantang pada hari Rabu Abu sebagai bentuk pertobatan memasuki masa Pra-Paskah. Yesus mengajarkan hendaknya kita tidak mengubah air muka kita menjadi muram sewaktu kita berpuasa. Hendaknya kita jangan menjadi seorang yang munafik. Hendaknya jangan dilihat orang bahwa kita sedang berpuasa atau bertobat untuk menunjukan ketaatan pada Allah.

Dalam Injil  Markus 4:2, Yesus berpuasa 40 hari 40 malam sama seperti Musa (Ul. 9:9,18). Hal ini dilakukan untuk menunjukan ketaatan-Nya pada Allah. Orang Yahudi  juga berpuasa untuk menyesali dosa-dosa mereka.

Timbul pertanyaan, bagaimana dengan saya ?
Selama ini saya tidak pernah berpuasa untuk mewujudkan pertobatan saya, baik Rabu Abu atau Jumat Agung. Saya tidak begitu mempedulikan perlunya berpuasa karena saya berpikir bisa diganti dengan berpantang. Saya tidak pernah mencoba berpuasa dengan berbagai alasan seperti tidak kuat dan kekhawatiran akan sakit.

Saat menulis renungan ini saya baru menyadari, sebenarnya saya sudah melakukan puasa. Namun tidak untuk tujuan pertobatan melainkan untuk kesehatan. Saya sudah melakukan puasa dengan istilah intermittent fasting selama hampir satu tahun. Waktu puasanya bervariasi antara 14, 16 sampai 18 jam. Hasilnya pun cukup berhasil.  Berat badan yang awalnya overweight sekarang sudah mulai ideal.

Saya baru menyadari bahwa intermittent fasting yang saya jalankan selama ini merupakan campur tangan Tuhan untuk menjawab doa-doa saya agar sehat. Ada  keinginan yang kuat untuk mewujudkan penyesalan dan tobat saya dengan berpuasa penuh selama 24 jam pada Rabu Abu ini.

Saya percaya Tuhan akan memberikan saya kekuatan pada saat saya berpuasa dan saya tidak terlihat seperti orang munafik.


Doa:

Allah Bapa Yang Maharahim, saya mengucap syukur kepada-Mu atas kasih-Mu pada saya.
Berikan saya kekuatan  berpuasa dengan penuh agar saya dapat mewujudkan pertobatan saya pada-Mu dan tidak hanya dengan berkata-kata saja. Amin.

Kalender 2023 Liturgi Katolik, Tata Cara Misa Hari Rabu Abu -  Tribunpontianak.co.id


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang