(Renungan) Setia Mengikuti Yesus

Setia Mengikuti Yesus
(M. Maria Novita)



Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
(Luk. 9 : 25)



Kalender Liturgi Kamis, 23 Februari 2023
Bacaan Pertama : Ul. 30 : 15-20
Mazmur Tanggapan : Mzm. 1 : 1-2, 3, 4, 6
Bacaan Injil : Luk. 9 : 22-25.


Memasuki Retret Agung hari kedua, Injil hari ini berisi pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikuti Dia. Yesus Sang Putra Allah yang menjadi manusia, harus menderita banyak hal; ditolak, dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Lalu Yesus menyampaikan tiga syarat untuk mengikuti Dia. 

"Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku" (ay. 23). Dibandingkan Injil Sinoptik lain, Lukas menambahkan kata "setiap hari" untuk mempertegasnya. 

Menarik sekali pernyataan Yesus berikutnya. Bahwa, barang siapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barang siapa kehilangan nyawanya karena Yesus, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?

Ada banyak pilihan bebas untuk memihak atau memilih tuhan lain. Saya merasa telah mengalami apa yang Tuhan nyatakan dalam ayat-ayat Injil hari ini. Misalnya, dalam mencari kesembuhan dari sakit penyakit atau memperoleh kesehatan. Ada banyak cara untuk memperolehnya, termasuk pengobatan alternatif. Cara berobat yang terkadang perlu dipertanyakan; adakah pilihan pengobatan ini telah membawaku melanggar syarat menyangkal diri? Kalaulah kondisi sakit ini harus dijalani sebagai penderitaan akan kehendak-Nya, mungkin sebagai silih atas dosaku, adakah aku tetap memikul salibku dengan setia, tidak mengeluh apalagi menyalahkan-Nya? Semestinya, aku bertekun dalam doa agar selalu diberikan kekuatan untuk mengalaminya dalam kepenuhan iman, pengharapan dan kasih-Nya.

Sesuai janji Yesus bagi yang mau mengikuti Dia, berarti mau beroleh jaminan keselamatan dan kebahagiaan kekal. Namun, mau saja tentulah tidak cukup! Harus diikuti perjuangan dalam praktik iman di setiap hari untuk menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti jalan yang telah ditunjukkan-Nya. Jalan salib yang menjadi teladan iman dari Yesus sendiri ketika harus menanggung banyak penderitaan, sengsara, disalibkan dan wafat demi menebus dosa manusia. Kiranya jalan salib-Nya akan selalu menjadi kekuatan hidup saya agar tidak semata-mata memperoleh dunia kesembuhan/kesehatan tetapi membinasakan/merugikan diriku sendiri.  


Doa:

Yesusku, aku tahu karena iman aku bisa selamat dan bahagia mengikuti Engkau. Dunia selalu terpampang menawarkan yang mudah dan instant. Bukan hanya sekedar mau mengikuti-Mu, tetapi aku mau tetap setia selamanya. Amin.

enungan Sabda: Lukas 9:22-25 (Kamis sesudah Rabu Abu) – Seminari Tinggi  Santo Pau

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang