(Renungan) Sungguh Melihat

Sungguh Melihat
(Widyawati)



Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas
(Mrk. 8 : 25)



Kalender Liturgi Rabu, 15 Februari 2023
Bacaan Pertama : Kej 8 : 6-13, 20-22
Mazmur Tanggapan : Mzm. 116 : 12-13, 14-15, 18-19
Bacaan Injil : Mrk. 8 : 22-26


“Aku melihat orang! Kulihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan.” Demikian yang dikatakan orang buta ketika ditanya Yesus bagaimana penglihatannya saat melihat untuk pertama kalinya. Saya maklum perasaannya. Sebagai orang buta yang baru bisa melihat tentu ia tidak mengerti apakah orang yang nampak seperti pohon itu normal atau tidak. Ia menjawab  jujur apa adanya la dan mempercayakan kesembuhannya secara penuh kepada Yesus. Yesus sebagai Tabib Agung mengerti bahwa kesembuhan penglihatan si buta belumlah sempurna. Ia meletakkan tangan-Nya sekali lagi untuk menyempurnakannya. 

Saat membaca perikop ini, saya melakukan refleksi atas hubungan saya dengan Tuhan. Saya tahu dan sering mengulang-ulang doa saya bahwa Tuhan Maha Tahu dan Maha Kuasa.  Namun apakah saya selalu jujur kepada Tuhan? Apakah saya mempercayakan pemeliharaan hidup ini kepada Tuhan? Sering begitu sulit untuk jujur karena saya memiliki ego, nafsu, iri, cemburu dan serakah. Sering saya ingin mengatur Tuhan dalam permohonan saya, karena saya merasa penyelesaian sayalah yang terbaik.
 
Dalam 23 tahun terakhir saya menghadapi masalah keuangan, masalah kesehatan mental, masalah hubungan dengan mertua dan terakhir masalah kesehatan orang tua. Tidak semua masalah dapat saya selesaikan dengan happy ending. Di kemudian hari saya baru mengerti ada tujuan baik Tuhan untuk semua masalah yang tidak happy ending itu. Sekarang jika saya menoleh ke belakang, saya merasakan cinta Tuhan yang luar biasa di masa-masa sulit. Di masa itu saya begitu dekat pada Tuhan. Saya bercakap-cakap dengan Dia, berintrospeksi, bertanya, memohon, menunggu, kadang juga memprotes tentang betapa menderitanya saya. Akhirnya saya menyadari bahwa setiap kali saya bergulat dengan masalah hidup sebenarnya saya juga sedang bergulat dalam hubungan saya dengan Tuhan. Kejujuran dan kepercayaan saya kepada Tuhan diuji saat itu.

Apakah saya bisa jujur kepada Tuhan tentang diri, kelemahan dan dosa saya? Apakah saya bisa percaya itu bertujuan baik, akan baik pada akhirnya? Saya percaya.


Doa :  

Ya Allah Bapa yang baik, saya berdoa agar saya bisa selalu jujur dalam hubungan dengan-Mu, dan agar saya selalu percaya kehidupan yang Kau anugerahkan pada saya saat ini adalah yang terbaik. Amin.
 
Rabu, 20 Feb 2019 Pekan Biasa VI Kej. 8:6-13,20-22; Mzm. 116:  12-13,14-15,18-19; Mrk. 8:22-26. “Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada  mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh,  sehingga ia


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang