(Renungan) Allah Tak Pernah Ingkar Janji

Allah Tak Pernah Ingkar Janji
(Carla Claresta)



Kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu”
(Luk. 1 : 38)



Kalender Liturgi Sabtu, 25 Maret 2023
HR Kabar Sukacita
Bacaan  Pertama :  Yes. 7 : 10-14 ; 8 : 10
Mazmur Tanggapan :  Mzm. 40 : 7-8a, 8b-9, 10, 11
Bacaan Kedua : Ibr. 10 : 4-10
Bacaan Injil :  Luk. 1 : 26-38


Sukacitakah Maria saat menerima kabar dari malaikat Gabriel, bahwa ia akan mengandung anak Allah dan melahirkan seorang anak laki-laki? Nyatanya Maria bertanya, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami? (Luk 1:34).  Maria telah bernazar tetap perawan seumur hidupnya, meski sudah bertunangan dengan Yusuf. Menurut Flavius Josephus,seorang sejarawan Yahudi abad pertama, kaul keperawanan semacam ini umum dilakukan oleh sejumlah orang Yahudi, yaitu kelompok Essenes (lih Bil. 30). Dengan demikian salam yang diterimanya, bukan berita menggembirakan. Maria pun galau dengan anak yang akan dikandungnya. Apakah sungguh anak Allah? Bagaimana nasib anak itu kelak? Syair dalam lagu Mary, did you know, mengungkapkan tentang itu. 

Akhirnya Maria menerima rahmat Allah yang disampaikan malaikat Gabriel. Dengan penyerahan diri yang total, ia menjawab, “Sesungguhnya, aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Ia taat, memberikan diri seutuhnya bagi penggenapan rencana Allah untuk mengutus putra-Nya membebaskan manusia dari belenggu dosa.

Setelah melewati beberapa waktu, terjadi kesepakatan di antara pimpinan perusahaan mengenai nasibku, surat pemutusan hubungan kerja itu akhirnya aku terima. Yah…… aku terkena dampak krisis ekonomi yang melanda Indonesia, PHK terjadi di mana-mana. Lemas sekujur tubuhku membayangkan bagaimana menafkai bayiku yang berusia 5 bulan dan di mana kami tinggal jika tidak sanggup membayar cicilan rumah. Hingga suatu saat, nyaris tidak mempunyai uang untuk biaya hidup. Allah selalu menolong saat aku tertatih hingga kehidupan ekonomi membaik.

Suatu malam dalam pertemuan lingkungan, seorang umat berkata kepada suamiku, “Bapak beruntung punya usaha sendiri, tidak bingung bila pensiun nanti”. Pikiranku melayang pada peristiwa PHK. Achh … Itulah rahmat Tuhan untukku. Tidak mudah menjalaninya, rasa khawatir akan masa depan, terselip diantara hari-hari, namun Allah setia mendampingi. 

Mari meneladani Bunda Maria, terbuka dan menerima rahmat Allah serta menjalaninya, meski kadang tampak sulit. Allah tak pernah ingkar janji, Ia selalu membimbing, menolong, dan memberi kekuatan saat kita melaksanakannya. 


Doa:

Allah Bapa yang penuh kasih, buatlah kami untuk mengerti dan selalu terbuka atas setiap rahmat yang Engkau berikan dalam peziarahan hidup kami. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang