(Renungan) Beranikah Aku Berkorban demi Kepentingan Orang Banyak?

Beranikah Aku Berkorban demi Kepentingan Orang Banyak?
(Gregorius Suyanto Utomo)



“dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.” 
(Yoh. 11 : 50)



Kalender Liturgi Sabtu, 1 April 2023
Bacaan Pertama : Yeh. 37 : 21-28
Mazmur Tanggapan : Yer. 31 : 10, 11-12b, 13
Bacaan Injil : Yoh. 11 : 45-56


Yesus sendiri tahu bahwa Ia akan dibunuh, bahkan cara pembunuhannya pun Beliau tahu. Namun hal tersebut harus terjadi. Tuhan Yesus bersedia menerima dan menjalani itu semua, walaupun sesungguhnya dengan kuasa yang dimiliki-Nya bisa membatalkan dan mengubah itu semua. Pertanyaannya; mengapa Tuhan bersedia menjalaninya? Walaupun akan menderita berat dalam menjalaninya. Jawabnya adalah; Tuhan telah memprogramkan penyelamatan umat manuisa dari dosa. Misi ini dianggap lebih penting bagi Yesus. 

Seringkali kita dihadapkan dengan suatu misi yang harus mengorbankan diri kita sendiri demi keselamatan orang banyak. Walaupun tingkatnya tidak sampai menderita dan mati. Mana yang kita pilih? Kita jalani dengan akibat orang lain terselamatkan dan kita mengalami kerugian? Atau kita melarikan diri, menyelamatkan diri sendiri dengan melihat korban yang sangat banyak?

Kisah Riyanto, seorang anggota Banser NU yang menjaga gereja Eben Haezer pada malam Natal 24 Desember 2020 adalah suatu contoh yang walaupun mungkin dia tidak tahu persis akibatnya, tapi keputusannya untuk melarikan bungkusan tersebut adalah demi keselamatan orang banyak, dan memang orang banyak terselamatkan dengan konsekuensi dirinya yang menjadi korban. 

Kadang-kadang kita dihadapkan pada situasi di mana kita dengan sumber daya, dalam hal ini berupa waktu, uang, peralatan yang terbatas dan sedang membutuhkan; tiba-tiba datang permintaan pertolongan yang hanya kita yang bisa menolong. Dengan memberikan pertolongan ini rencana kita sendiri tadi menjadi tertunda dan gagal, sedangkan pihak yang akan tertolong adalah banyak orang.  Apa yang harus saya pilih? Mementingkan rencana sendiri yang kesempatannya belum tentu datang lagi, atau memberikan bantuan kepada orang banyak?

Percayalah, dari pengalaman-pengalaman yang lalu, ketika kita memilih memberikan bantuan kepada banyak orang, kita akan mendapat upahnya, minimal dalam bentuk kebahagiaan hati. Belum lagi, apa yang kita pikir untuk kepentingan pribadi kita tadi, mungkin saja sebetulnya bukanlah sesuatu yang baik untuk kita dan keluarga.   


Doa :

Ya Tuhan yang Mahabaik, Engkau sungguh baik. ?Tumbuhkanlah kerelaan dalam hati dan kehendak kami untuk memberikan atau menyerahkan apa yang dibutuhkan orang banyak, pada saat kami sendiri sedang membutuhkannya. Bebaskanlah kami dari ketakutan kerugian karena memberi pertolongan, karena kami percaya Engkau akan memberikan yang lebih lagi kepada kami. Amin.

https://th.bing.com/th/id/OIP.4jaczi1bpqqMo8f8iafPjQHaEx?w=280&h=180&c=7&r=0&o=5&dpr=1.3&pid=1.7




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang