(Renungan) Kehendak Bebas yang Tidak Setia dengan Hati Nurani

Kehendak Bebas yang Tidak Setia dengan Hati Nurani. 
(Veronica Maria Sudarsini)



Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: “Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.
(Yoh. 7 : 28)



Kalender Liturgi Jumat, 24 Maret 2023
Bacaan Pertama : Keb. 2 : 1a, 12-22
Mazmur Tanggapan : Mzm. 34 : 17-18, 19-20, 21, 23
Bacaab Kedua : Mat. 4 : 4b  
Bacaan Injil : Yoh. 7 : 1-2, 10, 25-30


Dalam suatu rapat warga untuk pemilihan pengurus RT, di suatu kompleks perumahan di daerah Depok. Warga bisa menerima saat Ketua RT yang terpilih adalah seorang dosen. 

Pada giliran pemilihan bendahara, terpilihlah seorang warga lama yang terkenal baik, tetapi tidak punya penghasilan tetap dan di lingkungannya tampak terlihat sebagai orang yang sederhana. Banyak warga keberatan kalau dia menjadi bendahara. 

Warga itu datang bukan mencalonkan diri sebagai bendahara, tetapi dipilih. Namun ditolak sebagian warga. Apakah kira-kira penolakan tersebut karena calon bendahara itu tidak punya penghasilan tetap?

Jika iya artinya kejujuran saja dipandang tidak cukup. Padahal seseorang bisa hidup jujur pasti karena pekerjaan Tuhan. 

Seperti kisah injil hari ini, Tuhan Yesus berjalan keliling Galilea, Dia  tidak mau tetap tinggal di Yudea karena orang-orang Yahudi mau membunuh-Nya.

Saat itu sudah dekat hari Raya Pondok Daun, yaitu hari raya orang Yahudi. Saudara-saudara-Nya mendorong Yesus untuk pergi ke pesta itu, supaya banyak orang semakin mengenal Dia. Semula Dia tidak menyetujui, karena saat-Nya belum tiba, tetapi akhirnya berangkat juga secara diam-diam. 

Ketika pesta sedang berlangsung, Tuhan Yesus masuk ke Bait Allah dan mengajar. Penampilan-Nya menciptakan kebingungan. Ada yang menerima asal-Nya dan percaya bahwa Ia Mesias, tetapi kebanyakan menolak dan menyangkal bahwa Ia berasal dari Bapa.   

Dalam ayat 28 Tuhan Yesus juga diragukan oleh orang-orang yang “mengenal” sesuai pemahaman mereka. Bahkan saudara-saudara-Nya sendiri tidak percaya kepada-Nya. Karena pemahaman Mesias pada waktu jaman Tuhan Yesus antara lain bahwa Mesias tidak diketahui asalnya. Sementara banyak orang mengetahui asal dan orang tua serta saudara-saudara Tuhan Yesus (bdk ayat 27).

Dalam kehidupan sehari-hari ada orang yang sering berburuk sangka atau negative thinking  terhadap orang lain. Walaupun sudah mengenal tetapi mereka tetap tidak dapat menerima kondisi seseorang dan bersikap merendahkan atau menganggap orang lain tidak mampu mengemban tugas, dengan berbagai alasan, dari sisi intelektual atau kekayaannya dan sebagainya.

Bagaimana dengan kita ?


Doa : 

Tuhan Yesus Engkau hadir di setiap lubuk hati kami, mampukan kami peka akan kehadiran-Mu di setiap orang yang kami jumpai, dan jangan biarkan kami berprasangka negatif terhadap orang lain. Amin.  

https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/images/preview/20131224_155556_warga-menghitung-uang-rupiah.jpg


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang