(Renungan) Menghakimi

Menghakimi 
(Alexandara Suliana Nur)



"Bapa tidak menghakimi siapapun melainkan telah menyerahkan seluruhnya kepada Anak,"  
(Yoh. 5 : 22)



Kalender Liturgi Rabu, 22 Maret 2023
Bacaan Pertama : Yes. 49 : 8-15
Mazmur Tanggapan : Mzm. 145 : 8-9, 13c-14, 17-18
Bacaan Injil : Yoh. 5 : 17-30


Dulu sebelum menjadi Katolik, saya tidak mau mendoakan apalagi mengampuni orang jahat. Saya hanya berdoa untuk orang baik. Saya sampai mempunya teori bahwa karena ada orang jahat maka Tuhan tahu kita baik.  

Suatu hari datang teman yang tidak terlalu akrab  menyarankan kepada saya untuk mengampuni. Kenapa saya harus mengampuni? Katanya itu demi diri saya sendiri. Saya  menelepon adik saya membicarakan betapa jahat seorang atasan yang saya telah anggap seperti orang tua. Adik saya menyarankan saya berdoa. Ampunilah saya Tuhan, seperti saya mengampuni orang yang bersalah kepada saya. Dua minggu kemudian atasan saya dipecat setelah doa mengampuni. Hal ini membuat saya belajar katekumen dan dibaptis menjadi Katolik.

Terkadang seseorang cepat berkomentar  atau menghakimi jika melihat atau mendengar suatu peristiwa. Di medsos tidak jarang kita membaca berbagai komentar yang negatif atas suatu tayangan. Padahal menghakimi seseorang tanpa mengetahui kebenaran yang sebenarnya memberikan stigma negatif menyangkut kehormatan, harkat, martabat dan wibawa. 

Jika  disakiti atau dijahati oleh seseorang, umumnya kita akan membalas kejahatan dan sakit hati. Seperti hukum yang mengatakan mata ganti mata, gigi ganti gigi. Yesus mengatakan, janganlah kamu membalas orang yang berbuat jahat padamu. Banyak orang berpendapat bahwa sabar ada batasnya. Kesabaran mereka sudah habis, jadi mereka cenderung membalas. Padahal Yesus mengajarkan bahwa kesabaran itu tidak ada batasnya. Bisa satu hari, satu minggu, satu tahun atau sepanjang hidup kita.

Bapa telah menyerahkan urusan penghakiman kepada Anak, yaitu Yesus. Kita jangan menghakimi. Ampuni maka kamu akan diampuni. Janganlah menghukum maka kamu tidak akan di hukum. 

Sebenarnya mengampuni, tidak menghukum, memaafkan,mengasihi, memberkati, senyum, tidak membuat kita kehilangan apapun. Sebaliknya, kita akan merasa suka cita. Namun manusia cenderung membalaskan dendam dan tidak puas jika merasa tersakiti. Apakah Yesus membalas dendam? Tidak. Yesus punya cara untuk menegur, mengingatkan, menyadarkan dan membuat manusia bertobat. Yesus mencari domba yang tersesat untuk kembali. 


Doa :

Tuhan Yesus, ampuni kesalahan kami. Jangan biarkan kami menghakimi. Berikan kami hati yang penuh kasih  seperti Engkau mengampuni, mengasihi, mencintai, memberkati, membukakan hati nurani  mereka yang jahat kepada-Mu. Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang