(Renungan) Sungguh-Sungguh Percaya

Sungguh-Sungguh Percaya 
(Budi Santoso)



“Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia.” 
(Yoh. 8 : 28)



Kalender Liturgi Selasa, 28 Maret 2023
Bacaan Pertama : Bil. 21 : 4-9
Mazmur Tanggapan : Mzm. 102 : 2-3, 16-18, 19-20
Bacaan Injil : Yoh. 8 : 21-30


Yesus menjelaskan Dia akan pergi ke tempat yang tidak dapat dijangkau oleh orang Farisi. Mereka justru akan mati karena dosa mereka. Karena mereka berasal dari bawah, dari dunia sedangkan Yesus berasal dari atas. Yesus berkata tentang Bapa yang mengutus-Nya tetapi orang Farisi tetap tidak percaya. Untuk itu Yesus mengatakan bahwa orang Farisi menjadi percaya pada saat diri-Nya ditinggikan, “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia.” Yesus juga mempertegas: “Dan Ia yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.”

Umat Allah mengalami saat-saat yang sulit di padang gurun. Mereka meragukan Tuhan dan pertolongan-Nya sehingga yang ada hanya sikap bersungut-sungut. Kepada Musa mereka berkata: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun? Sebab di sini tidak ada roti, dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.” Dosa ketidakpercayaan pada Yahwe, jalan keluar yang telah ditempuh Tuhan adalah hukuman pedagogis bagi mereka dan pengakuan dosa mereka secara umum. Meskipun umat berdosa, Tuhan sabar dan mengampuni mereka.

Dalam Kitab Bilangan, patung ular tembaga dipancang pada tiang yang tinggi dan semua yang dipagut ular memandang ke atas. Dalam Injil, Yesus mengatakan bahwa Dia berasal dari atas dan bahwa pada saat Diri-Nya ditinggikan maka semua orang akan mengakui-Nya. Ketika seorang jatuh dalam dosa, ia mati. Supaya tetap hidup ia harus mengangkat kepala, memandang langit seraya memohon belas kasih Tuhan. Ketika seseorang bergumul dalam hidupnya, ia perlu memandang Kristus tersalib, dan ia akan menemukan keselamatan. Yesus menderita sengsara untuk keselamatan kita. 

Kepercayaan saya akan Yesus Kristus senantiasa pasang surut dan itu merupakan kelemahan saya. Saya perlu memaksakan diri untuk bergaul dengan teman-teman yang beriman kuat selain disiplin dalam membaca Kitab Suci dan berdoa. 


Doa : 

Tuhan Yesus, semoga saya senantiasa percaya dan bersandar kepada-Mu, Juruselamat saya. Karena dengan salib suci-Mu sungguh Engkau telah menebus dosa saya dan terus menguduskan serta menerangi jalan hidup saya di dunia ini. Amin. 

SANG PENYEMBUH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang