(Renungan) Kekecewaan yang Menuntun Kita kepada Kristus

Kekecewaan yang Menuntun Kita kepada Kristus
(Rita Clara)



“Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.” 
(Luk. 24 : 16)



Kalender Liturgi Minggu, 23 April 2023
Bacaan Pertama : Kis. 2 : 14, 22-23
Mazmur Tanggapan : Mzm. 16 : 1-2a, 5, 7-8, 9-10, 11
Bacaan Kedua : 1 Ptr. 1 : 17 - 21
Bacaan Injil : Luk 24 :13-35 


Sudah dua pekan berlalu sejak perayaan kebangkitan Kristus, namun seorang sahabat masih belum bisa move on dari kekecewaan terhadap rekan-rekan panitia Paskah di parokinya, oleh karena hal kecil sehubungan dengan penentuan warna penutup salib di saat pekan suci.  Seorang sahabatku yang lain kembali dilanda perasaan yang ia alami sebelum perayaan Paskah, yaitu kegelisahan dan kegalauan karena menerima perlakuan tidak adil di perusahaannya, dalam bentuk kenaikan gaji yang sangat minim bila dibandingkan karyawan lain dalam satu departemennya walaupun berbagai achievement telah ia berikan kepada perusahaannya.

Seperti dua murid Yesus, Kleopas dan temannya; kedua sahabatku itu memiliki keinginan untuk keluar dari situasi dan permasalahan yang mereka alami yang membuat mereka galau, dan dari ketidakpahaman terhadap hal yang sedang dihadapi.  Mereka semua memiliki kesamaan satu sama lain. Kekecewaan!

Kekecewaanlah alasan Kleopas dan temannya meninggalkan Yerusalem menuju ke Emaus.  Kekecewaan pula yang membuat kedua sahabatku memutuskan untuk meninggalkan pelayanannya dan yang lain, mengambil cuti dari pekerjaannya.

Bacaan Kitab Suci hari ini dengan jelas menyampaikan apa yang saat ini terjadi pada diri mereka. Saat ini Yesus sedang berjalan bersama mereka, menemani, mendengarkan keluh kesah dan hendak bercakap-cakap dengan mereka.  Untuk menyadari hal tersebut, mata rohani mereka perlu dibuka,  Sabda Tuhanlah yang akan membukanya. Melalui pendengaran dan pembacaan Kitab Suci, merenungkan apa yang mereka temukan di dalamnya dan berbicara kepada Tuhan dalam sabda-Nya, maka kekecewaan dan kegalauan akan teratasi.  Mengapa demikian? Seperti yang tertulis “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan, dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” (ayat 32).  Kobaran yang ditimbulkan oleh sabda Tuhan memiliki daya ubah sehingga mereka dengan hati besar dan berkobar dimampukan untuk kembali menghadapi peziarahan kehidupan ini dengan iman.

Bagaimana dengan kita?  Mampukah kita mengenal Dia dalam masalah, kesusahan dan penderitaan hidup kita? Apakah kekecewaan yang kita alami mampu menuntun kita kepada Kristus?


Doa:

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, bangkitkanlah semangat hidup baru dalam diri kami dan terangilah kami selalu dengan cahaya sabda-Mu, agar kami mampu menikmati suka cita dan damai yang telah Engkau tinggalkan bagi kami dalam diri Putera-Mu Yesus Kristus yang telah wafat dan bangkit bagi keselamatan kami. Amin.

Kasih-Mu Tuhan: DI JALAN MENUJU EMAUS (1)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang