(Renungan) Lalui Pintu dan Jadilah Gembala

Lalui Pintu dan Jadilah Gembala
(Fidensius Gunawan)



Maka kata Yesus sekali lagi: 
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu”
(Yoh. 10 : 7)



Kalender Liturgi Minggu, 30 April 2023
Hari Minggu Panggilan
Bacaan Pertama : Kis. 2 : 14a, 36-41
Mazmur Tanggapan : Mzm. 23 :1-3a, 3b-4, 5, 6
Bacaan Kedua : 1 Ptr. 2 : 20b-25
Bacaan Injil : Yoh. 10 : 1-10


Saat membaca perikop Injil hari ini, benak saya sok tahu berkata ooh Yesus mau bicara tentang domba dan Dia adalah gembala. Ternyata tidak, dalam perikop ini Yesus tidak sedang bicara bahwa Dia adalah gembala. Yesus menyatakan diri sebagai Pintu. Akulah pintu ke domba-domba itu (ay. 7). Lalu dilanjut pada ayat 9, Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 

Jujur saya bingung apa maksud Akulah pintu. Mengapa Yesus menggunakan metafora ini? Mengapa baru kemudian (ay. 11) Yesus menyatakan diri sebagai Akulah gembala. Bahwa Yesus adalah gembala dan kita umat-Nya adalah domba, saya paham. Tapi pintu? 

Setelah membaca ayat 7 berulang-ulang, mulai ada gambaran, mungkin Yesus sedang mengajak kita sebagai gembala. Tapi kita harus masuk melalui Dia sebagai pintu ke domba-domba, komunitas keluarga, lingkungan, katagorial, dan sebagainya, tempat kita diutus. Masuk melalui Yesus sebagai pintu artinya kita perlu lebih mengenal Dia. Kita perlu hidup seturut kehendak-Nya. Semua yang kita kerjakan hanya untuk kemuliaan nama-Nya. Kita menjadi gembala mengikuti teladan Yesus. Sesesuatu yang jelas tidak mudah.

Hari ini Gereja secara khusus merayakan Hari Minggu Panggilan. Pada hari ini kita diingatkan akan panggilan hidup kudus dalam peran apa pun yang telah Tuhan percayakan kepada kita. Namun secara khusus kita diingatkan bahwa kita punya tanggung jawab akan kelangsungan hidup Gereja. Saat ini Gereja jelas butuh lebih banyak pastor, bruder, suster.  Paroki kami menjadi tempat bernaung hampir 20 ribu umat (hampir 6 ribu KK) dan hanya dilayani tiga orang pastor.  Dapat dibayangkan betapa luar biasa sibuknya mereka. 

Jujur kami tidak berhasil mempersembahkan anak-anak menjadi pelayan khusus Gereja.  Kami telah mencoba membuat atmosfir tumbuhnya panggilan. Senantiasa baca Kitab Suci dan berdoa malam bersama, Misa Minggu bersama, berhasil mendorong anak-anak terlibat dalam kegiatan gereja, namun mereka memilih jalan hidup biasa. Bagaimana dengan Anda?


Doa :

Tuhan Yesus, arahkan kami selalu masuk dan keluar melalui pintu yakni Engkau sendiri. Baik sebagai domba maupun gembala seturut kehendak-Mu. Jamahlah banyak orang untuk bersedia menjadi gembala khusus Gereja-Mu. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang