(Renungan) People Power

People Power
(Johanna Kemal) 



tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara
(Kis. 6 : 10)



Kalender Liturgi Senin, 24 April 2023
Bacaan Pertama : Kis. 6 : 8-15
Mazmur Tanggapan : Mzm. 119 : 23-24, 26-27, 29-30
Bacaan Injil : Yoh. 6 : 22-29


Stefanus dibunuh massa karena mereka kalah dalam bersoal jawab dengannya. Apa yang diucapkan Stefanus adalah tentang kebenaran. Allah telah berkali-kali ditolak karena ketegaran hati nenek moyang mereka. Sebagai anggota jemaat Yahudi dan merasa sebagai bangsa pilihan, perkataan-perkataan Stefanus sangat menusuk hati mereka. Mereka menghasut massa untuk membunuhnya, dan hasilnya Stefanus dilempari batu sampai mati.

Stefanus berani mewartakan kebenaran. Ia berkata benar. Namun kebenaran itu dapat saja menyakitkan. Menyakitkan bagi orang yang merasa ditegor. Menyakitkan bagi orang yang korupsi, atau orang yang mendewakan uang, jabatan dan lain-lain. Boroknya serasa dibuka. Perbuatan jahatnya seolah ditelanjangi di hadapan orang banyak Namun mereka tidak dapat membantah, karena apa yang disampaikan itu benar adanya. Untuk membungkam Stefanus, mereka menyebarkan fitnah. Menghasut massa. Mereka menggunakan people power dan berpikir lebih baik melenyapkannya untuk menutupi kesalahan mereka dan membungkam Stefanus selamanya.

Itu juga yang terjadi dengan Yesus ketika diadili oleh massa di hadapan Pontius Pilatus. Orang-orang yang merasa sakit hati mengumpulkan massa untuk menyalibkan Yesus. Membunuh. Melenyapkan. Pilatus pun takut pada tekanan people power hingga menjatuhkan hukuman mati di salib bagi Yesus.

Peristiwa yang hampir mirip dengan kejadian di ibukota beberapa waktu yang lalu. Seorang pejabat yang telah banyak melakukan kebenaran seperti perbaikan sistem pelayanan masyarakat. Dia juga  telah melakukan terobosan bagi kesehatan masyarakat, transportasi, dan pemberantasan korupsi. Namun karena perkataan-perkataan dan perbuatannya telah menyakiti hati beberapa penguasa dan juga merugikan mereka, maka mereka mengumpulkan massa. Ia diadili dan akhirnya diputuskan bersalah serta ditahan dipenjara. Mereka menggunakan people power.

Sebagaimana Pilatus, sebagai orang yang saat ini masih menjabat entah sebagai apa dan di mana pun, apakah  kita berani mengatakan kebenaran meski berada dalam tekanan massa? Itulah risiko mewartakan kebenaran. Itulah yang telah dialami Yesus dan para murid-Nya. Itu juga yang telah dialami Stefanus yang menjadi martir pertama.


Doa :

Ya Tuhan, berilah kami keberanian untuk mengungkapkan kebenaran dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan kami meskipun berbagai risiko yang akan menghadang kami. Kami ingin meneladani Tuhan kami Yesus Kristus selamanya. Amin.

ISAH PARA RASUL 6:8-15 ( SERANGAN TERHADAP STEFANUS DAN SIKAPNYA) -  TEOLOG

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang