(Renungan) Berpegang pada Firman-Nya

Berpegang pada Firman-Nya
(Ari Susanto)


Pekerjaan Tuhan hendak kukenangkan, dan apa yang telah kulihat hendak kukisahkan. 
Segala pekerjaan Tuhan dijadikan firman-Nya 
(Sir. 42 : 15)


Kalender Liturgi Kamis, 1 Juni 2023
Bacaan Pertama : Sir. 42 : 15-25
Mazmur Tanggapan : Mzm. 33 : 2-3, 4-5, 6-7, 8-9
Bacaan Injil : Mrk. 10 : 46-52


Di tengah jaman yang sedang berubah karena pengaruh budaya asing dari Yunani, Putra Sirakh sebagai penjaga tradisi memberikan nasehat kepada umat Israel untuk tetap berpegang pada Taurat Tuhan. Karena ia melihat bangsanya, terutama generasi mudanya banyak yang meninggalkan adat-istiadat Yahudi. Maka ia mengingatkan  umat Israel untuk kembali setia kepada Taurat Tuhan yang memuat ajaran dan nilai-nilai luhur dari bangsanya. Warisan ajaran tentang kebijaksanaan dari nenek moyang bangsa Israel, tidak kalah unggul dibandingkan dengan ajaran filsafat Yunani, yang sedang merebak dan berkembang pesat di tengah bangsa Yahudi.

Dalam kisah penciptaan alam semesta dengan segala isinya seperti apa yang tertulis dalam kitab Taurat, Allah hendak  berbicara melalui ciptaan-Nya. Seluruh alam semesta adalah buah karya Allah menurut apa yang disabdakan-Nya. Karena kasih-Nya kepada manusia, Allah menciptakan segala sesuatu dalam keadaan baik adanya, tidak ada sesuatu yang kurang, semuanya sempurna. Tiada kata-kata yang dapat dirangkai untuk mengungkapkan asal-usul kisah penciptaan alam semesta ini. Pun dari orang-orang kudus pilihan-Nya. Demikian juga dengan lubuk hati manusia yang terdalam, tak seorang yang mampu untuk menyelaminya. Bagi manusia yang mendapat karunia kepekaan hati, akan mampu membaca dan tanggap akan sapaan Allah melalui alam semesta ciptaan-Nya, sehingga membuat manusia tanpa sadar akan takjub dan berdecak kagum di hadapan alam semesta. Secara perlahan manusia menyadari keterbatasan dan kerapuhan yang membuatnya sujud syukur memuliakan pencipta-Nya.

Memasuki usia purna tugas adalah suatu keniscayaan, namun aku dihadapkan dengan berbagai pilihan yang berujung pada rasa khawatir. Meskipun sejak awal aku sudah menyadari hal itu, namun cukup lama rasa itu tidak dapat pergi begitu saja. Membaca bacaan hari ini aku merasa imanku semakin diteguhkan, karena Allah menciptakan segala sesuatu baik adanya. Allah melalui Putera-Nya tidak akan tinggal diam bagi ciptaan-Nya yang berharap pertolongan. Dengan demikian aku senantiasa berpegang pada sabda Yesus untuk tidak perlu khawatir, karena Ia akan menyertai aku di setiap langkah hidupku.


Doa : 

Ya Allah Bapa yang Mahabijaksana, puji syukur aku panjatkan kehadirat-Mu atas berkat dan rahmat kasih-Mu yang telah aku terima. Terlebih melalui sabda-sabda yang diajarkan putera-Mu, memampukan aku untuk tidak khawatir karena penyertaan-Mu. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang